Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Norwegia Utara di Musim Gugur #14

24 Januari 2025   19:31 Diperbarui: 25 Januari 2025   00:18 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari Indonesia pernah ada yang masuk sebagai nominator di bidang sastra. Namun tidak menang. Yakni Pramoedya Ananta Toer, lewat karya sastra epik tetralogi roman Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. Nominator satu - satunya dari Indonesia itu belum beruntung.

Berharap mudah - mudahan dalam waktu dekat dari negara kita akan ada yang bisa memenangkan anugerah Nobel prestisius ini.

Usai menjepreti gedung balai kota megah ini saya berbalik. Memunggungi balai kota, melangkah mengikuti teman - teman yang sudah berjalan lebih dulu ke pusat keramaian.

 

Balai Kora Oslo, Oslo. Dokpri
Balai Kora Oslo, Oslo. Dokpri
Jalan Karl Johan Gate sekitar 150 meter dari balaikota. Menyeberang, melewati perempatan yang dilintasi jalur bus listrik, di sebelah kiri berdiri megah antik bergaya klasik gedung National Theater. Di sebelah kanan adalah taman kota rimbun yang dedaunannya berwarna kuning kecoklatan semata. Sejajar dengan jalur bus listrik, terparkir memanjang rapi puluhan sepeda sewaan untuk umum.

Rintik hujan reda, saya menginjak perempatan Karl Johan. Di sebelah kiri adalah pangkalan bus keliling kota hop on hop off, yang beroperasi dari jam 9.00 pagi hingga 16.00 sore.

Inilah jalan Karl Johan sepanjang 1,4 kilometer yang membelah pusat kota Oslo. Menghubungkan, di sebelah kiri saya adalah istana kerajaan Norway, dan lurus di ujung kanan adalah central station kereta api. Kalau kita berdiri di ketinggian plasa depan istana, memandang ke arah stasiun akan nampak jalan Karl yang memanjang lurus, cantik dan ritmik.

Istana di Oslo, dokpri
Istana di Oslo, dokpri

Di sepanjang jalan tak begitu lebar ini adalah pusat keramaian. Pertokoan, rumah makan, perkantoran, universitas, gedung pertunjukan, gedung parlemen. Dan tentu saja taman kota yang cantik.

Menyeberang perempatan, di pojokan jalan ujung bangunan adalah Sumo, nama salah satu restoran yang direkomendasikan Anthony untuk makan siang.

Berdua saya masuk oriental resto itu. Walaupun crew dan pramusaji hampir semuanya bule, namun menu Thailand dan masakan Jepangnya oke punya. Tak salah kalau direkomendasi.

Saya lupa kalau porsi di Eropa selalu besar - besar. Ketika pramusaji yang mirip Erling Haaland itu datang membawa segunung nasi goreng dan segunung pad thai di atas piring untuk kami berdua, merasa yakin pasti separuhnya akan harus kami bawa pulang ke hotel, take away.

Perut kenyang, berleha - leha sepanjang sore itu kami menikmati dan meresapi suasana musim gugur di Oslo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun