Namun kalau kita lebih seksama memperhatikan dengan rasa, nampak ekspresi roman muka nona duyung itu begitu merana. Menyiratkan satu kesedihan terpendam. Walau tertangkap pula adanya satu harapan.
Bertemu patung ini teringat kembali masa kecil, di kota kecil. Saat lagi demen - demennya baca komik.
Patung ini memang diinspirasi dari sosok utama dari satu buku komik populer. Berkisah tentang little mermaid, putri duyung dan pangeran. Saya membaca komik itu 60 an tahun yang lalu. Terharu kala itu.
Komik ini karya paling terkenal Hans Christian ( HC ) Andersen, pencerita ternama asli Denmark.
Adalah Carls Jacobson, pengusaha kaya Denmark pemilik pabrik beer Carlsberg. Penggagas dan sekaligus yang membiayai pembuatan patung duduk Little Mermaid ini.
Carls begitu terkesan, ketika menonton lakon Little Mermaid di pentaskan di sebuah gedung theater Kopenhagen. Usai menonton pertunjukan itu, Carls meminta pemahat terkenal Denmark untuk segera membuat patungnya. Tak hanya sekedar membuat, Carls bersama pematung juga mencari dan memilih tempat yang paling menarik untuk meletakkannya.
Jadilah patung duyung perunggu itu duduk di atas batu ceruk Langelinie pier CPH sejak tahun 1913, 111 tahun lalu. Menjadi terkenal ke seantero dunia sebagai ikon kota CPH, bahkan ikon Denmark.
Mengingat kembali komik itu, cerita Little Mermaid adalah kisah ironi kehidupan yang menimpanya. Yang terkadang bisa juga terjadi pada diri kita, orang biasa. Orang besar, orang kaya, yang berkuasa pun tak luput bisa mengalaminya pula.
Komik ini berkisah tentang seekor ikan duyung betina menyelamatkan pangeran tampan yang tenggelam di laut.
Si duyung berenang membawa pangeran pingsan itu ke tepian pantai. Ikhlas menungguinya, memastikan akan ada seseorang menemukannya.
Menunggu cukup lama, nona duyung menatapi terus menerus, lekat - lekat wajah tampan sang pangeran.