Â
ada saat bertemu, bersama dan berpisah. ada pula saat untuk merelakan
Totok dan Wisjnu telah terbang setengah jalan. Berdua terayun - ayun terikat tali. Nampak semakin mengecil, dan menghilang.
Dibawah bersama Jacky, kami berdebar menunggu giliran. Nyali gigrik.
Ini adalah point of no return, no way to run. Harus dilakoni. Karena kalau naik ke atas, merayapi tebing tanpa ditarik tali akan membutuhkan waktu sekitar 3 jam. Itupun jika tak ada hambatan dan tubuh kuat. Ditarik tali hanya perlu sekitar 5 menit.
Yah, tali telah kembali terulur. Kami berdua diikat kencang.
Asemnya, salah satu crew tali itu bicara pelan kepada temannya, tapi pasti tahu kami juga akan mendengarnya, bapak - bapak ini berat ya. Omongan apa itu. Sekedar berbincang atau teror mental?
Dan perjalanan ditarik tali itu menjadi momen cemas dan menegangkan. Hanya sekitar 5 menit, namun begitu menguras tenaga dan mental.Terasa berlangsung sangat lama. Keringat dingin menitik di dahi.
Awalnya berlangsung enak. Pelan - pelan kami terangkat naik. Terayun ke kiri - kanan. Melewati puncak pepohonan hutan purba. Lancar, slow, smooth, tenang.
Namun saat  setengah jalan, berada di udara tiba - tiba ketenangan itu terusik.
Mendadak kami berhenti. Saya terkesiap kaget. Pikiran blank, kaki lemas. Clingak clinguk, mendongak ke atas dan nginguk ke bawah.
Bergelantungan diam, saya dan Jacky saling pandang di udara. Kecut.