Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. keterampilan membaca yang baik ditandai dengan pengucapan lafal dan intonasi yang tepat. Pengucapan lafal yang tepat maksudnya artikulasi bunyi setiap huruf terbaca dengan sempurna. Sementara intonasi berkaitan dengan tinggi dan rendahnya suara saat mengucapkan kata demi kata sesuai dengan tanda baca yang membubuhinya.
Keterampilan membaca bukanlah keterampilan yang bisa dimilki siswa secara instan. Melainkan melalui proses latihan yang dilakukan secara rutin. Tidak mungkin siswa yang baru hanya sekedar mengenal huruf dan tidak diikuti rajin belajar membaca akan terampil dan lancar membaca.
Akan tetapi terkadang bagi sebagian siswa, belajar membaca di kelas bersama guru kurang menyenangkan. Misalnya, guru yang selalu meminta siswa menirukan guru membaca teks di papan tulis atau dalam bentuk meminta siswa untuk maju ke depan papan tulis membaca satu demi satu.
Metode seperti itu bukannya akan membuat siswa tertarik belajar membaca karena akan membosankan. Meminta siswa sekedar menirukan guru sama halnya dengan menyuapi siswa. Â Padahal sebagai seorang guru lebih baik memberikan kail kepada siswa daripada memberinya ikan.
Meminta siswa untuk membaca di depan kelas juga tidak efektif. Alih-alih menarik bagi siswa, metode seperti ini kurang tepat bagi psikologis sang siswa. Mengapa demikian? Karena bagi siwa yang belum lancar dalam membaca akan merasa dipermalukan dan menjadi rendah diri.
Selain keterampilan membaca siswa yang cukup rendah, ada juga suatu fenomena  "mampu membaca dengan lancar namun tidak bisa memahami isi bacaan yang telah dibacanya". Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan siswa menjawab 5 W + 1 H yang diajukan oleh guru.
Membaca menggunanakan buku bacaan berjenjang (B3) diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa sejak dini. Karena buku bacaan berjenjang hadir tidak semata hanya berupa setumpuk buku melainkan lengkap dengan strategi yang tentunya menarik bagi siswa.
Buku bacaan berjenjang (B3) merupakan buku bacaan yang disesuaikan dengan keterampilan membaca siswa. Buku bacaan berjenjang terdiri dari buku besar (big book) dan buku bacaan berjenjang. Buku bacaan berjenjang mengakomodasi bagi siswa yang masih dalam tahap pengenalan huruf sampai yang sudah mahir membaca, karena memiliki strategi-strategi yang bertingkat. Ada tiga strategi dalam membaca buku bacaan berjenjang.
Sebagai buku yang digunakan untuk siswa pemula belajar membaca, buku besar tercetak dalam ukuran kertas ukuran A3 dengan gambar yang besar dan berwarna. Begitu pula teks yang ditulis dengan huruf besar dalam kalimat yang sederhana dan jumlahnya pun sedikit.
Membaca bersama selalu diawali dengan pengamatan gambar. Guru meminta siswa-siswa untuk pro aktif mengamati setiap sudut gambar dan kemudian mengungkapkan hasil pengamatan dengan tunjuk angan terlebih dahulu. Sementara siswa menyebutkan is gambar, guru dengan sabar menuliskan ata-kata yang diucapkan siswa satu demi satu. Setelah dirasa cukup, maka guru akan membuka teks bacaannya di halaman berikunya. Kemudian guru membacakan teks tersebut dan ditirukan oleh semua siswa. Melibatkan siswa dalam setiap kegiatan akan lebih menghidupkan suassana belajar dan menyenangkan. Karena di sini guru mengakomodasi setiap kemampuan siswa.
Yang kedua adalah membaca terbimbing. Membaca terbimbing dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi dua kelompok. Yaitu kelompok siswa terbimbing dan kelompok tidak terbimbing. Siapakah yang termasuk kelompok terbimbing? Yaitu tujuh siswa dengan tingkat keterampilan membaca yang setara. Sementara sisanya merupakan kelompok siswa tiak terbimbing. Selama kegiatan membaca terbimbing, maka siswa tidak terbimbing diberikan tugas mandiri yang bermakna.
Ketujuh siswa terbimbing duduk di atas kursi berkelompok melingkar bersama seorang guru. Masing-masing mendapatkan sebuah buku berjenjang dengan judul yang sama. Setelah itu siswa secara bergantian akan membaca buku. sementara guru hanya membantu jika ada kata-kata yang sulit terbaca atau kurang dimengerti maknanya. Dengan demikian siswa mampu memahami isi teks dengan baik.
Yang ketiga adalah membaca mandiri. Membaca mandiri dilakukan oleh siswa yang telah lancar membaca. Adapun bahan bacaannya bisa berupa buku bacaan berjenjang, cerpen, hikayat, novel, komi, kamus ataupun ensiklopedia sejenisnya.
Purworejo, 10 April 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H