4. Kuliah online memang membatasi pertemuan antara sesama peserta didik (dalam hal ini mahasiswa) dan dosen. Tapi dengan begitu, peserta didik tidak terlalu memikirkan hal-hal tidak penting seperti usia sang peserta ternyata lebih senior dibandingkan dosennya. Faktor malu pun biasanya hilang karena pembelajaran via online seringkali malah membuat seseornag yang malu-malu jadi lebih aktif dna kreatif.
5. Dengan kuliah online, seorang mahasiswa bisa melakukan kegiatan lain di luar kuliah. Ia bisa tetap fokus bekerja dengan jam kantor ataupun mengurus bisnis dan aktif di kegiatan tertentu. Sesuatu yang menjadi nilai lebih dari sebuah kuliah online.
6. Faktor kesehatan tidak jadi hambatan bagi seseorang untuk ikut kuliah secara online. Ia bisa istirahat ketika sakit dan ketika sudah baikan dia bisa membuka laptop dan mulai belajar. Bahkan sebenrnya, ketika sedang tidak enak badan, seorang mahasiswa bisa membuka gadget untuk browsing internet. Jika kondisinya demikian maka tidak ada salahnya ketika buka internet sekalian ikut kuliah online.
7. Materi pada kuliah online tidak akan membosankan. Alasanya karena mahasiswa tidak mendapat materi yang membingungkan karena dosennya menulis di papan tulis. Justru dengan kuliah, mahasiswa akan mendapat materi tidak hanya berupa tulisan tetapi berupa infografik, video ataupun materi yang ditampilkan secara interaktif. Persis seperti yang dilakukan oleh HarukaEdu lewat program E-learning-nya.
Pada poin ketujuh saya menyebut HarukaEdu sebagai contoh yang mampu menerapkan kuliah online dengan e-learning dengan cukup baik.
Mengapa HarukaEdu?
Karena HarukaEdu adalah startup pendidikan yang fokus memfasilitasi orang yang ingin kuliah sambil melakukan aktivitas lainnya. Startup pendidikan lainnya tidak ada yang sefokus dan seserius HarukaEdu yang langsung menyasar ke pendidikan formal. Umumnya startup pendidikan lain lebih berkonsep pada pendidikan informal dengan balutan bisnis.
Alasan saya menyebut HarukaEdu karena saya juga pernah mencoba mengikuti program yang diusungny tahun 2014 lalu. Waktu itu HarukaEdu membuka kelas kelas online Technopreneurship 2014. Sayangnya saya hanya baru pada tahap mendaftar dan tidak fokus untuk mengikuti lebih lanjut.
Kesempatan lain juga masuk ke email saya ketika HarukaEdu bekerjasama dengan LSPR (London School Public Relation) Jakarta yang membuka Kuliah Online S2 Ilmu Komunikasi dan bisa diikuti secara gratis dengan mengajukan beasiswa. Saya tertarik karena saya percaya kuliah online bisa jadi solusi yang baik di masa depan.
Masalah-masalah yang saya ungkapkan diatas tidak akan jadi persoalan lagi. Sayangnya, karena alasan teknis saya batal mengajukan.
Terlepas dari itu, saya percaya HarukaEdu kedepan akan jadi pionir kuliah online. Karena sekali lagi dengan kuliah online, permasalahan sederhana yang menimpa mahasiwa karena malas kuliah bisa diminimalisasi.