Indah banget hidup kami.
Hari demi hari aku jadi ratu terindah dalam hidup kami. Kadang saya linglung. Ini dunia apa surga ya? Apapun yang kuminta selalu diberikan. Apapun. Mas Diddy memang baik banget. Lebih dewasa. Empat tahun lebih tua dariku. Dia sunguh mencintai aku sangat dalam.
Dua bulan pernikahan kami, Allah titipkan janin di rahimku. Duh... bahagianya hidup. Lalu lahir seorang putri cantik. Selang dua setengah tahun Allah titipkan lagi janin bayi di rahimku dan Alhamdulillah bahagianya kami. Lahirlah putri mungil lagi. Kini ada dua bidadari di surga kami. Tiga sama aku, kata Mas Diddy.
Kalian harus tahu bahagia kami sudah sampai di atap langit kesekian. Sebab hidup kami sangat sempurna. Kami langgeng. Mas Diddy menyayangi kami sepenuh jiwa raga. Tak habis pikir. Tuhan begitu baiknya pada kami. Begitu pemurahnya. Suami ganteng, sabar, pengertian, dan sangat penyayang.
Lalu...
Semua petaka bermula dari FB. Dasar FB laknat. Atau aku?
2016 aku menerima permintaan pertemanan seseorang. Ternyata dia teman SMAku yang dulu ketua kelas dan pinter pelajaran matematika dan kimia. Sebenarnya dulu kami pernah pacaran tapi ya cinta tikus saja. Sembunyi sini sembunyi sono. Masuk got dll.
Namanya Irwan. Dia sudah mapan sekarang. Punya rumah dan mobil mewah. Punya sendiri. Karirnya di bidang perbankan. Ganteng. Selalu pakai dasi dan jas kalau upload foto di FB. kadang foto selfi dan juga sama teman-temannya. Liburan di luar negeri, dll.
Aku selalu mengikutinya. Menikmati dan mengagumi. Dan mencintainya.
Suatu siang saat aku membobokan anakku si Dira. Aku izin mbok Mis, pembantuku. Aku bilang mau ke minimarket depan perumahan. Aku bohong aku menemui Irwan di sebuah kafe. Dan pertemuan kami berlanjut hingga lebih dari setahunan lamanya. Kami sangat rapi bertemu. Mas Diddy tidak paham dan tidak curiga.
Irwan belum menikah. Aku seperti menemukan cinta sejatiku. Pacar pertamaku kini makin mapan dan ganteng. Kantornya dekat juga dari rumah kami. 7 menit sampai di tengah kota Surabaya.