Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Sepenggal Cinta yang Tersesat

16 April 2020   21:08 Diperbarui: 16 April 2020   21:25 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa mereka akan menerima kehadiran makhluk kotor ini?" tanya si manis, merasa pesimis.

Dengan wajah tanpa ekspresi, Akbar menjawab, "Berprasangka baik saja. Insya Allah, selalu ada sambutan positif di jalan kebaikan."

Melewati masa tiga bulan yang berat, Ryukie berhasil berdamai dengan masa lalu. Bersusah payah dia singkirkan desir-desir rasa yang salah. Serius mengatur ulang jati dirinya. Termasuk mengabaikan bujuk rayu Han yang ingin kembali ke pelukan. Namun, peluang persahabatan masih dia sisakan. Karena itulah, akhirnya Ryukie mengiyakan ajakan Han untuk bertemu.

"Pertemuan dua sahabat. Sekedar berbincang, kurasa nggak ada salahnya," dalih Ryukie saat Akbar menanyakan alasan kepergiannya ke Bruno's Caf.  

***

Han mengayun langkah memasuki Bruno's Caf dengan penuh rasa percaya diri. Kemeja biru berlengan pendek membuat tangannya yang berotot tampak jelas. Begitu pula celana jeans ketat yang pria itu pakai, menunjukkan bahwa dia memiliki sepasang kaki yang kuat dan kencang. Han lantas mengedarkan pandangan ke ruang caf, tetapi tak menemukan sosok yang dicari.

Setelah beberapa kali menyisir dari sudut ke sudut, penglihatan Han lalu tertumbuk pada seseorang yang melambai-lambaikan tangan. Walaupun tampak terkejut, tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Han tetap menghampiri. Dia masih mengenali senyum itu, juga hafal dengan tatapan lembut yang pernah begitu ... menghanyutkannya.

"Ryukie?"

"Ya, ini aku," ucap orang itu lalu berdiri dan mengajak Han berjabat tangan. "Apakabar? Jangan bengong gitu, ah. Ayo, duduk!"

Dia menyambut ramah. Tubuhnya dibalut kemeja garis-garis yang agak longgar. Yang paling menonjol adalah potongan rambut super pendek dan tanpa riasan make up. Bahkan rambut-rambut halus dibiarkan tumbuh di wajahnya.

Han yang semula ceria mendadak kehilangan ekspresi, datar dan pucat. Dia duduk tanpa melepaskan tatapannya pada sosok pria yang dulu dipanggil dengan nama 'Ryukie'. Meskipun jauh dari kata macho, mantan kekasihnya itu jelas-jelas telah banyak berubah. Kecuali sepasang mata yang tetap bening dan hangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun