Mohon tunggu...
Ika Mulya
Ika Mulya Mohon Tunggu... Penulis - Melarung Jejak Kisah

Pemintal Aksara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Sepenggal Cinta yang Tersesat

16 April 2020   21:08 Diperbarui: 16 April 2020   21:25 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai suatu hari, sikap Han yang terlalu posesif membuat kekasih tersayang merasa tak nyaman. Seketika cinta yang menggebu-gebu dan keromantisan pria itu menjadi tak ada artinya lagi di hati Ryukie. Manakala cemburu melanda, Han tiba-tiba bersikap kasar dan lihai melontarkan kata-kata makian.

"Ngapain lu di apartemen Tio, hahh? Dibayar berapa lu, buat ngeladenin dia orang?" Pertanyaan sinis Han membuat Ryukie langsung menangis. "Dasar pecun!" makinya. Secepat kilat laki-laki itu mengambil cangkir di meja, lalu melempar tepat ke arah pacarnya.

Ryukie meringis, memegangi bahunya yang kena lemparan cangkir. Cairan kopi langsung membasahi baju, meninggalkan noda hitam. "Swear, aku ng-nggak ngapa-ngapain! Dia cuma nawarin kerjaan di acara tivi, Han," jelasnya diiringi isak. Air mata mengucur deras menuruni pipi mulusnya yang memerah.

Han mendekati Ryukie. "Bo'ong! Awas aja kalo lu sampe berani ngekhianatin gue, ... gue abisin lu!" ancamnya.

Han mencengkeram kerah baju lawan bicaranya. Wajah garang laki-laki pencemburu itu hanya berjarak sejengkal dari paras sendu Ryukie. Tindakan yang entah disadari atau tidak telah menorehkan luka di raga, hati, sekaligus mengoyak harga diri kekasihnya.

"Kalo elu nggak percaya, ya udah! Gak berarti elu bisa seenaknya nyakitin gue terus!" pekik Ryukie lantang. Tatapan yang semula sayu seketika berkilat tajam. Dua tangannya mengepal kuat, menahan geram. Dia bangkit dan meninggalkan pria itu. "Bye!" seru Ryukie saat membanting pintu.  

Putus hubungan menjadi akibat pahit yang harus ditelan bersama.  

***

Bukan hanya satu atau dua kali Ryukie mendapat perlakuan kasar. Saat dia kecil, ayahnya kerap membentak dan memukul. Dua pacarnya yang terdahulu pun bertabiat sama, senang menghardik, gemar menampar. Jiwa lembut Ryukie tidak mampu menanggung sendiri semua rasa yang berkecamuk. Jenuh, muak dan gamang bercampur aduk. Pada Akbar, teman sekampung halaman, dia curahkan segala kegalauan.

Ryukie tak ingin lagi menjadi sosok yang lemah. Dia ingin segera bangkit, tetapi sulit berkelit dari segenap hasrat sesat yang melilit. Dia meyakini pasti ada cara, meskipun entah bagaimana prosesnya. Bingung.

Akbar yang pendiam dan tenang, mengajak Ryukie ke seorang pakar. Tidak cukup hanya mendatangi psikolog, laki-laki itu juga mengajaknya ke pengajian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun