Mohon tunggu...
mulia nasution
mulia nasution Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Pernah bekerja sebagai jurnalis The Jakarta Post, RCTI, Trans TV. Sekarang bergiat sebagai trainer jurnalistik, marketing dan public relations

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Rahasia Kemenangan

30 Januari 2019   10:37 Diperbarui: 30 Januari 2019   10:44 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

 Memang, sudah lama gadis itu bertekad agar berkorban demi kelancaran sekolah adik-adiknya, dan supaya  kehidupan ekonomi keluarganya lebih baik lagi.

 "Barangkali perusahaan Bapak masih membutuhkan tenaga kerja?" Turi bertanya dengan sopan---setelah ia dipersilahkan duduk.

 Sesaat direktur---yang masih belia itu terdiam, lalu menatap Turi dengan sorot mata tajam. Lantas ia menjawab .          "Tidak. Perusahaan kami sudah punya tenaga kerja yang cukup. Bahkan sudah berlebih!"

"Apakah tak ada kebijaksanaan khusus  buat saya, Pak?"

 "Maaf, perusahaan kami belum membutuhkan tenaga baru lagi. Saudara belum membaca pemberitahuan di muka pintu: Tidak ada lowongan !"

Turi tertunduk. Ia menghela napas dengan ringkih. Belum lagi ia berdiri untuk minta pamit, seorang nenek tua, dan bertongkat, menerobos pintu. Terengah-engah ia memasuki kamar kerja Pimpinan Perusahaan itu. Tiba-tiba nenek tua memeluk Turi---yang lagi terkesima, dan tentu saja gadis itu terkesiap. Sungguh, sikap wanita tua itu membuat Turi terperanjat!

"Terima kasih, Nak. Terima kasih! Kalau anak  tak berani untuk berteriak tadi di dalam bus, mungkin uangku sudah ludes semua! Terima kasih atas keberanian dan ketulusan budimu. Semoga Tuhan membalas tekad dan keberanianmu !" kata wanita dengan suara tersengal-sengal.

Turi diam saja. Ia cuma mampu mengulas sesungging senyum pahit. Tetapi ketika Turi mau melangkah, sang direktur memintanya agar meninggalkan berkas lamaran tersebut .

                                                           ***

Tiga hari kemudian, seorang petugas pos membelokkan sepeda motor yang ia kendarai ke rumah Turi. Gadis itu bergegas mendapatkan petugas pos tersebut. Hah?! Sungguh, ia tak percaya pada matanya. Dibacanya berulang kali. Ya , siapa nyana? 

Turi pun membacanya  keras-keras. Nah, dapat Anda bayangkan alangkah ceria senyum gadis itu. Turi menerima sepucuk surat, dan  tentu saja surat istimewa. Yaitu surat panggilan dari sebuah perusahaan untuk mewawancarai tentang minatnya bekerja. Kami menunggu kedatangan saudara ke kantor kami di Jalan Pelangi, pukul 8.00 WIB pada 26 Februari .....Terima kasih atas kesediaan saudara ! Begitu tertulis pada surat tersebut .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun