Mohon tunggu...
Bowo
Bowo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penyendiri

Sendiri saja

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengharap Petani Milenial, Jauh Panggang dari Api

24 November 2021   18:14 Diperbarui: 24 November 2021   18:14 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penempatan PPL perlu diperhatikan. Di kelompok tani saya penyuluhnya perempuan dan para petani minta pertemuan diadakan malam hari kala mereka sudah selesai berjibaku di sawah. PPL itu jadi selalu pulang diatas jam 10 malam ke rumahnya yang berjarak 20 km dari tempat pertemuan. Apa enggak kasihan?

Pendampingan langsung ke lapangan juga perlu dilakukan oleh PPL, bukan cuma pertemuan-pertemuan tanpa panduan langsung di sawah dan ladang.

Model pendampingan ini sudah dilakukan banyak perusahaan. Perusahaan membina petani yang menanam komoditi pertanian supaya hasil panennya bagus. Hasil panen itu nantinya dibeli perusahaan untuk diolah dan diekspor.

Distribusi Hasil Panen

Presiden Jokowi sering mengingatkan bahwa petani harus kreatif, termasuk mengemas dan menjual langsung hasil pertaniannya.

Kedengarannya gampang, ya? Padahal kenyataannya menjual sendiri, misal satu ton timun hasil panen, tidak semudah membalik telapak tangan. 

Jalur distribusi biasanya sudah jadi jatah pengepul, agen, dan penjual eceran, sehingga menjual langsung hasil panen ke konsumen terasa mengharap untung tapi malah buntung karena panennya keburu busuk sebelum semua terjual.

Perlu dipikirkan juga kelangsungan nafkah bagi pengepul dan penjual eceran jika petani menjual langsung panennya.

Melakukan gebrakan di bidang pertanian tidak bisa setengah-setengah dan pelan-pelan. Masalah di sektor ini terbukti itu-itu saja dan belum terselesaikan dari akar sampai pucuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun