Kementerian Pertanian, sejak 2018, telah meluncurkan program kartu tani yang bisa digunakan oleh petani guna membeli pupuk bersubsidi.
Subsidi
Bentuk kartu tani berupa debit BRI co-branding yang dipakai khusus untuk transaksi pembayaran Pupuk Bersubsidi di mesin Electronic Data Capture (EDC) BRI yang ditempatkan di pengecer. Kartu tani juga bisa dipakai untuk seluruh transaksi perbankan.
Tetapi, kartu tani tidak berguna karena pupuk subsidi lebih sering langka daripada ada.
Padahal subsidi pemerintah untuk pupuk selalu naik tiap tahun, tapi kenapa pupuknya selalu langka?
Pembagian traktor dan alat panen sebagai bagian dari subsidi tidak langsung juga sudah dilakukan Kementan, tapi belum berhasil menggenjot produksi pertanian.Â
Karena jumlah traktornya cuma satu untuk setiap kelompok tani, yang bisa mengoperasikannya juga cuma satu orang.
Karena itu banyak petani di Jawa yang antre untuk bisa menyewa traktor bajak beserta operatornya.
Kalau gitu tanam saja tanaman yang tidak perlu tanah bajakan, tidak repot, kan? Tergantung. Kalau tanahnya tidak cocok ditanami kopi masak mau maksa nanam kopi?
Inovasi
Milenial dan Gen Z biasanya senang memanfaatkan teknologi. Â
Bila ingin mencetak petani milenial, kenalkanlah cara bercocok tanam mutakhir kepada mereka, minimal cara yang sudah ada seperti hidroponik, polybag, atau vertikultur, sehingga stigma mereka pada pertanian tidak lagi harus becek-becekan di lumpur, mencangkul sekuat tenaga, dan hasil panen yang lebih sering gagal daripada sukses.
Buktinya sudah banyak inovasi pertanian diluncurkan, jumlah petani bukannya bertambah malah berkurang terus.