"Pressing is not about running and it is not about working hard. It is about controlling space"
Masih belum lekang dari ingatan ungkapan Luciano Spaletti setelah Napoli besutannya menghancurkan Ajax 4-2 di Liga Champion musim ini.
"Sistem tidak lagi ada di sepakbola, ini semua tentang ruang yang ditinggalkan oleh lawan. Anda harus cepat mengenali mereka dan mengetahui saat yang tepat untuk menyerang, memiliki keberanian untuk memulai gerakan bahkan saat terdesak,"
Apa yang dilakukan oleh Herve Renard malam tadi seolah implementasi dari terma mendominasi tanpa bola ala Mourinho, sekaligus mengendalikan ruang dengan pressing seperti Sacchi.
Renard mendorong garis pertahanan timnya setinggi mungkin hingga nyaris mendekati garis tengah. Taktik ini sebagaimana lazimya dilengkapi pula dengan jebakan offside untuk mengkompensasi ruang lebar yang ditinggalkan di belakang.
Pilihan yang beresiko tinggi ini terbilang sukses. Total 10 kali pemain Argentina terjebak offside, tiga diantaranya diwarnai gol yang dianulir.
Defensive line ini ditemboki pula dengan menumpuk gelandang di tengah dalam formasi 4-5-1, dan diinstruksikan untuk melakukan pressing agresif. Dampaknya kesempatan Messi, sebagai sumber kreativitas lawan, untuk mendapat bola dapat diminalisir.
Jenius bukan main.
Dengan garis bertahan tinggi dan lini tengah nan penuh, Renard mengontrol ruang bermain Argentina hanya di daerah pertahanan sendiri dan ke sisi sayap saja.Â
Touchline is the best defender. Dengan mempersempit ruang bermain lawan ke tepi, maka tim memiliki tambahan pemain bertahan dalam bentuk garis tepi lapangan.Â