"Many believe a team with more possession is more dominant. But that depends on how you look at it. A team without the ball can still have control. For some coaches that [possession] style is more a matter of PR & image."-Jose Mourinho
Wajah Lionel Scaloni kusut masai. Pelatih termuda di gelaran Piala Dunia Qatar 2022 itu bak mati akal. Sepuluh kali tim Argentina besutannya terjebak offside.Â
Semua upaya telah dikeluarkan, termasuk mengganti para gelandangnya dengan pemain tipe menyerang. Namun jangankan gol, peluang saja sulit didapat.
Angka penguasaan bola mutlak berada di sisi Lionel Messi dan kawan-kawan. 69,2% berbanding 30,8%. Pertandingan berada sepenuhnya dibawah kendali Albiceleste.Â
Namun benarkah begitu? Menyimak ujaran Jose Mourinho diatas, sesungguhnya Herve Renard yang mengontrol jalannya laga, melalui kendali ruang.
***
Sejak Barcelona asuhan Pep Guardiola meraih sukses dan membuat publik jatuh cinta dengan gaya bermainnya.
Terma dominasi sebuah pertandngan seringkali dimaknai tunggal sebagai sebuah penguasaan bola di atas 60% dan kemampuan pressing di daerah pertahanan lawan.
Gaya bermain seperti itu menjadi penerjemahan dari sepakbola menyerang. Sebagai antitesis, maka sepakbola bertahan adalah tim yang mundur sangat dalam ke daerah sendiri, menutup semua ruang tembak, lalu menyerang balik dengan mematikan.
Cerita tim yang memenangkan pertandingan dengan penguasaan bola yang minim tentu bukan barang baru. Namun klaim dominasi tanpa bola akan membuat kening berkerut.