6.   Kehendak mutlak tuhan dan keadilan tuhan.
Kaum Asy'ariyah, karena percaya pada kemutlakan kekuasaan Tuhan, berpendapat bahwa perbuatan Tuhan tidak mempunyai tujuan. Yang mendorong Tuhan untuk berbuat sesuatu semata-mata adalah kekuasaan dan kehendak mutlak-Nya dan bukan karena kepentingan manusia atau tujuan yang lain. Mereka mengartikan keadilan dengan menempatkan sesuatu pada tempat yang sebenarnya,yaitu mempunyai kekuasaan mutlak terhadap harta yang dimiliki serta mempergunakanya sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan demikian, keadilan tuhan mengandung arti bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak terhadap makhluk-Nya dan dapat berbuat sekehendak hati-Nya. Tuhan dapat memberi pahala kepada hambanya atau memberi siksa dengan sekehendak hatinya,dan itu semua adalah adil bagi tuhan.
Aliran Asy'ariyah yang berpendapat bahwa akal mempunyai daya yang kecil dan manusia tidak mempunyai kebebasan atas kehendak dan perbuatanya, mengemukakan bahwa kekuasaan dan kehendak dan perbuatannya, mengemukakan kekuasaan dan kehendak mutlak tuhan haruslah berlaku semutlak-mutlaknya. Al-asy'ari sendiri Tuhan yang dapat membuat hukum serta menentukan apa yang boleh dibuat Tuhan. Malah lebih jauh di katakan oleh asy'ari, kalau emang tuhan menginginkan, ia dapat saja meletakkan beban yang tak terpikul oleh manusia.
Karena menekankan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, aliran Asy'ariyah memberi makna keadilan Tuhan dengan pemahaman bahwa Tuhan memiliki kekuasaan mutlak terhadap makhluknya dan dapat berbuat sekehendak hatinya. Dengan demikian, ketidak-adilan di fahami dalam arti Tuhan tidak dapat berbuat sekehendaknya terhadap makhluk-Nya atau dengan kata lain di katakan tidak adil bila di pahami Tuhan tidak lagi berkuasa mutlak terhadap milik-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H