1.  Ibanah fi Ushuluddiniyanah, 3 jilid
2.  maqalaatul Islamiyin
3.  Almujaz, 3 jilid
Keistimewaan Imam Abu Hasan dalam menegakkan fahamnya ialah dengan mengutamakan dalil-dalil dari qur'an dan hadist dan juga dengan pertimbangan aqal dan pikiran, tidak seperti kaum mu'tazilah yang mendasarkan pikirannya kepada akal dan falsafah yang berasal dari Yunani dalam membicarakan Usluddin dan tidak pula seperti kaum Mujasimah (kaum yang menyerupakan Tuhan dan mahkluk) yang memegang arti lahir dari qur'an dan hadist, sehingga sampai menyatakan Tuhan bertangan, Tuhan bermuka, Tuhan duduk di atas arsy, dan lain-lain sebagainya.
Alhamdulillah, Imam Abu Hasan al Asy'ari dapat menegakkan faham yang kemudian dinamai "faham Ahlusunnah wal jama'ah", yaitu faham sebagai mana di yakini dan dii'tiqatkan oleh nabi besar Muahammmad Saw dan para sahabat-sahabat beliau. Suatu hal lagi yang baik juga diketahui bahwa pada umumnya dunia islam menganggap dalam furu' syaria't (fiqih) yang benar dalah fatwanya Imam hanafi, Maliki, dan Hambali, dalam Ushuluddin, yang benar dan yang sesuai dengan qur'an dan hadist, adalah fatwa kaum Ahli Sunnah Wal jama'ah
Jikalau kita lihat dan berkeliling dunia, dari Barat ke Timur atau daru Utara ke Selatan dan bertanya tentang mazhab dalam furu' syari'at dan dalam I'tiqat di suatu daerah islam, maka kita akan mendapatkan mazhab tersebut di negara seperti:
1.   Di Maroko Mazhab maliki/ Ahli sunnah wal jama'ah.
2.   Di Aljazair mazhab hanafi / Ahli sunnah wal jama'h.
3.   Di Tunisia Mazhab Hanafi / Ahlu sunnah wal Jama'ah.
4.   Di Mesir Mazhab hanafi dan Syafi'I / Ahlu sunnah wal jama'ah.
5.   Di Indonesia Mazhab Syafi'I / Ahlu sunnah wal jama'ah.