Unta Diantara Do'a dan Hilangnya Rasa Syukur
Ferdy Sambo dan Marwah Polri
Drama tewasnya Brigadir "J" pada tanggal Delapan Juli 2022 yang kini belum menemukan titik terang dari kronologis dan motif pembunuhan berencana yang disekenariokan Ferdi Sambo.
Yang ganjal dan berubah-rubah, dari isu pelecehan seksual, martabat keluarga, perselingkuhan dan mungkin akan selalu bertambah lagi hari esok atau lusa dalam menangani dan mendalami kasus serius ini.
Dengan ditetapkan 4 tersangka dalam kasus kematian Brigadir J. Secara tidak langsung telah menjawab tanda tanya publik. Meski seiring waktu tampaknya teka-teki jalan cerita pembunuhan akan bertambah.
Faktanya kasus besar ini, selain tindak pidana juga permasalahan kode etik kepolisian yang melibatkan orang-orang dalam lingkaran institusi Polri, dianggap terlibat menghalangi pengungkapan kasus.
Publik dibuat geram atas penyelidikan ini yang lambat dan terkesan bertele-tele. Mungkin saja karena terlalu banyak yang terlibat dan yang bermain petak umpet, pikir publik. Termasuk saya...
Lucunya, tiga kali pernyataan tegas dari Presiden dan juga Menkopolhukam, menyampaikan untuk mengusut kasus dengan jelas tanpa ditutupi ke publik. Kira-kira begitu tegasnya kepada Kapolri. Jangan ngeyel...
Kan menurut mantan purniawan Pak Susno Duaji, kasus ini simple dan jelas sekali. Kok bisa rumit ya menyelesaikanya. TKP jelas, korban jelas, bukti dan saksi jelas. Kok bisa ribet ya penyidikannya. Ada apa?
Mungkin saja PaL yang buat ribet tuh, bisa aja ada upaya bermain dan banyak yang terlibat kan Pak. Jadi diribetkan, entar bisa berjemaah loh jadi tersangka lalu terpidana. Atau ada rahasia-rahasian antar satu dengan yang lain selama ini... Kartu AS misalnya