Sekali Merengkuh Dayung Dua Tiga Pulau Terlampaui
MENTERI PERDAGANGAN KURSI EMPUK YANG PANAS BUAT ZULKIFLI HASAN
Pasca dilantiknya Menteri Perdagangan (mendag) yang baru Zulkifli Hasan pada reshuffle kabinet Rabu 15 Juni 2022 yang lalu, menggantikan post menteri yang selama ini diduduki Muhammad Lutfi.
Beragam persepsi pun bermunculan, yang mempertanyakan alasan dan tujuan dari Presiden melakukan perombakan kabinet ditahun 2022 yang syarat dengan tahun politik.Â
Penggunaan hak preogatif, kuasa mutlak Presiden menjelang masa akhir pemerintahannya, yang tidak terasa sudah berjalan kurang lebih dari tiga tahun, 2019--2022. Gerangan apa ya? Entahlah.
Detik-detik menyapa tahun 2024 yang sedang amat dinantikan para elit politik dan partai politik tanah air. Momentum yang wajib tuk ditanggapi secara serius dan terukur, dari sisa waktu satu setengah tahun lagi.
Menduduki sebagai Menteri perdagangan yang baru, tentunya dipahami Zulkifli Hasan sang ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, simbiosis mutualisme buah hasil sebagai personil baru dalam koalisi.
Diyakini publik sebagai jatah kongsi, andil dari transaksi politis. Diberikan porsi satu kursi dari Presiden karena masuk barisan, dikala posisi kementerian sedang menghadapi persoalan serius, moment yang pas sekali tuk direshuffle.
Asumsi lain pun bisa saja berkata lain, yakni strategi halus dari permainan teka-teki politik Presiden Jokowi. Salah satu cara apik, dengan menawarkan kursi empuk, namun panas untuk diduduki.
Mengapa? Versi awamologi penulis ada tiga alasan mengapa kursi menteri perdagangan adalah kursi empuk yang panas buat Zulkifli Hasan.