Kabinet Nasakom, Koalisi Parpol di Era Orde Lama (Orla)
Setiap era kepemimpinan, koalisi antar partai politik merupakan perjalanan sejarah penguasa dalam menjalankan roda pemerintahan, demi menyukseskan agenda pemerintah juga demi mempertahan eksistensi  penguasa, menjaga stabilitas perpolitikan.
Hal ini tidak hanya terjadi pada eranya reformasi atau setelah terjadinya reformasi. Koalisi partai politik pada era sebelumnya pernah bahkan telah ada, yakni dimasa pemerintahan orde lama, masa demokrasi terpimpin era Presiden Soekarno.
Presiden pertama Ir. Soekarno pada tahun 1959-1960 telah memperkasai terbentuknya kabinet baru yang bernama Nasakom, gabungan dari unsur Nasionalis, Agama, dan Komunis dari partai yang berbeda ideologi.
Koalisi dari partai politik ini, terbentuk setelah pelaksanaan pemilu pertama kali di Indonesia tahun 1955. Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Komunis Indonesia (PKI), dan Partai Nadhlatul Ulama (NU).
Menurut sejarah, gagasan kabinet Nasakom yang dibentuk Soekarno,sebenarnya telah ia tuangkan dalam harian surat khabar bertajuk "Soeoleh Indonesia Moeda" terbit pada tahun 1926.Â
Namun gagasan Nasakom pada era demokrasi terpimpin ikhwal perbedaan pandangan 'The Pounding Fathers' antara Soekarno dan Muhammad Hatta. Berujung perpisahan jalan 'dwi tunggal',dengan mundurnya Muhammad Hatta dari jabatan wakil Presiden.
Nasakom dinilai dapat memberikan ruang tanpa batas pada Presiden menjadi penguasa tunggal bersifat mutlak di pemerintahan. Kekuatan lebih terpusat pada tangan Presiden.
Perjalanan sejarah kabinet ini tidak bertahan lama yang akhirnya kandas (bubar). Jelang pergantian masa dari Orde Lama ke Orde Baru disaat Partai Komunis Indonesia berusaha merongrong pemerintahan, memanfaatkan moment kedekatan dengan Presiden.
Koalisi di Era Orde Baru, Presiden Sebagai Penguasa yang Absolut