Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Orang dalam Gangguan Jiwa dalam Kacamata Sosial Masyarakatku

7 Juni 2022   19:53 Diperbarui: 27 Juni 2022   16:56 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada sebuah fakta menarik bahwa orang gila itu bahagia akan kegilaannya, dan orang waras gila akan kewarasannya.

ODGJ ANTARA HINA DAN AIB

Orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) secara harfiah sering disebut dengan orang gila, tidak waras, abnormal, yang tentunnya bertentangan dengan kebiasaan orang yang hidup normal umumnya.

Berbicara tentang katakteristik yang lekat pada orang gila biasanya jelas terlihat dari penampilanny. Jorok, tidak punya rasa malu, suka berbicara sendiri, ngelantur alias kagak nyambung, dan banyak ulah konyol yang sering ia lakukan.

Hidup identik semaunya, makan, minum, buang air besar atau kecil sembarangan, tidur dimana pun ia suka, berpakaian bebas gaya dan busana. Pokoknya suka-sukanya, manusia yang paling merdeka. Menurutku.

Maka dimata kita tersemat pandangan hina menilai sosok mereka ini bak sebuah momok menakutkan. Mungkin saat doa kepadaNya selalu memohon untuk dijauhi dari sebuah kegilaan serta berhubungan dengan orang gila.

Predikat status penyandang gangguan jiwa (ODGJ), tentunya memiliki kesan sendiri setiap orang jika melihatnya. Baik berhubungan langsung atau tidak.

Dari yang ketakutan meski hanya sekedar berpapasan, jijik, bahkan ada yang mempunyai sisi pandang lain (tersendiri) tertarik dalam menilai orang gila, yakni menarik buat dipetik dalam kewarasan.

Sudut pandang yang menilai bahwa mereka adalah manusia, banyak hal yang dapat diambil sebagai pelajaran hidup dari mereka, orang gila.

Dengan perbedaan cara pandang menilai pada para pengidap ODGJ, menentukan sikap dan tindakan kita kepada mereka. Antipati menjadi simpati dan empati. Bahwa mereka makhluk Tuhan juga.

Begitupun dimasyarakat, perbedaan cara pandang akan terlihat dari sikap dan tindakan, dari yang peduli (kasihan) hingga yang membenci sampai dengan bertindak diluar dari hakikat manusia waras.

Perilaku mendiskreditkan seakan momok yang memalukan bila berkaitan pada mereka yang pernah menyandang status gangguan mental. Baik pada sih gila maupun orang-orang terdekatnya.

Yakni bully kepada keluarga mereka, anak orang gila, hati-hati ya pada sih A dia dulunya pada gila, entar loe dibacoknya. Gilanya kambuh .... Jangan mau sama anaknya bapaknya mantan orang gila bro. Tindakan preventif katanya, jauhi ya...

Begitupun dalam tindakan keluarga dalam mengobati salah satu anggota keluarga yang gila. Karena masih dianggap momok bahkan aib tak jarang informasi dirahasiakan keruang publik.

Dengan ragam alasan tertentu, bahkan banyak terjadi saking disembunyikan. Dikurung di dalam ruangan tertentu dengan penjagaan ketat bahkan diikat kaki tanganya, dengan istilah dipasung. Sering dilakukan oleh keluarga.

Demi harga diri menentang suara nurani. Berpikir sempit antara harga diri dengan membutakan mata hati. Pengobatan medis dikalahkan dengan kata AIB, mesti dirahasiakan.

CARA TRADISIONAL ALTERNATIF PENYEMBUHAN

Upaya penyembuhan cara pengobatan tradisional dengan cara pendekatan para ala leluhur, yang diturunkan secara kultur masyarakat. Yang kini masih tetap eksis dan dipercayai masyarakat keampuhannya dalam penyembuhan terhadap orang yang hilang ingatan, tidak waras.

Keyakinan akan adanya kaitan antara pantang larang yang dilanggar atau telah dilanggar orang tersebut. Misalnya tidak menunaikan janji atau nazar, menentang kepercayaan adat, bahkan terkena guna-guna. Seringkali dikaitkan.

Dipercayai masih tetap berlaku. Bahkan hingga sekarang pun, meski diluar pemikiran logis atau pandangan rasional manusia modern. Rasa percaya atau tidak.

Indikasi dari penyebab mengapa orang tersebut mengalami gejala tak normal alias menyimpang, gila dikarenakan melanggar keyakinan yang dipercayai masyakat.

Karena dianggap telah melanggar pantang larang membuat roh-roh para leluhur menjadi marah, sosok makhluk tak kasat mata jadi terganggu akan ulahnya.

Sehingga cara-cara tradisional pun akan kerjakan, cara leluhur dengan meminta petunjuk dari orang pintar. Dukun.

Bagimana cara terbaik untuk dilakukan  demk penyembuhan korban, akibat pelanggaran yang dilakukan.

Berdasarkan pengamatan ditempat tinggal penulis, melihat kejadian ini. Maka, beragam pernak-pernik akan keluarganya lakukan sesuai petunjuk dari orang yang pintar. 

Seperti ritual adat, berziarah ke makam keramat, bernazar, membayar janji yang terlupakandan bermacam-macam model rupa syarat dan prasayarat yang berbau mistis.

Lantas ada pertanyaan apakah ada yang berhasil disembuhkan? 

Secara logis atau agama mungkin jelas dianggap bertentangan. Tidak memiliki hubungan dengan akal sehat.

Percaya atau tidak,terserah. Namun fakta lapangan yang sembuh dengan perantara inipun sudah ada buktinya.Hal ini justru ada dimasyarakat penulis sendiri yang menempuh cara ini, dan pada kembali sehat loh. Setelah melewati proses yang dianjurkan orang pintar.

Dan tidak juga mesti diributkan. Anggap sebagai keragaman daerah, kekayaan dari budaya nusantara. Keunikan budaya di yang luas cakupannya.

Bukan hanya bertumpu pada seremonial tertentu saja, bahkan prihal seperti penaganan dan pengobatan orang gila ada tata cara yang dilakukan masyarakat loh. Hebat Indonesia.

Justru mendiskreditkan orang gila, sikap kurang baik keluarga dan masyarakat yang mesti dipertanyakan. Sikap kepada mereka yang cenderung kurang manusiawi, dari prilaku orang waras.

Seperti stempel orang gila dijadikan bahan olok-olokan, kepada mereka yang punya kaitan pada sih korban. Keluarganya dengan konotasi negativ bersifat permanent sebagai Bullyan.

Begitupun sikap orang tua atau keluarga, dikucilkan, dipasung, diikat tangan atau kakinya, atau dikurung agar tidak liar kemana-mana ditempat tertentu. Atau dibiarkan berkeliaran tanpa berupaya tuk mengobati. Sungguh...

FAKTA MENARIK DARI ORANG GILA BUAT YANG WARAS KATANYA

Yaitu tindakan mereka jadi pelajaran hidup bagi orang-orang yang pada normal. 

  1. Kebebasan ekspresi, tanpa harus malu atau gengsi. Pendek sikap percaya diri yang tinggi. Tanpa harus menjadi orang lain;
  2. Tidak terikat akan seseorang yang justru membuat kita jadi pribadi yang munafik; dan
  3. Tidak suka membahas atau mengulas kehidupan orang lain, sibuk memikirkan kehidupan orang lain. Iri hati.
  4. Selalu ceria, sumringah, bahagia tentunya versinya orang gila 

Nah, bagaimana teman orang gila itu bahagia akan kegilaannya, dan orang waras gila akan kewarasannya. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun