Begitupun dimasyarakat, perbedaan cara pandang akan terlihat dari sikap dan tindakan, dari yang peduli (kasihan) hingga yang membenci sampai dengan bertindak diluar dari hakikat manusia waras.
Perilaku mendiskreditkan seakan momok yang memalukan bila berkaitan pada mereka yang pernah menyandang status gangguan mental. Baik pada sih gila maupun orang-orang terdekatnya.
Yakni bully kepada keluarga mereka, anak orang gila, hati-hati ya pada sih A dia dulunya pada gila, entar loe dibacoknya. Gilanya kambuh .... Jangan mau sama anaknya bapaknya mantan orang gila bro. Tindakan preventif katanya, jauhi ya...
Begitupun dalam tindakan keluarga dalam mengobati salah satu anggota keluarga yang gila. Karena masih dianggap momok bahkan aib tak jarang informasi dirahasiakan keruang publik.
Dengan ragam alasan tertentu, bahkan banyak terjadi saking disembunyikan. Dikurung di dalam ruangan tertentu dengan penjagaan ketat bahkan diikat kaki tanganya, dengan istilah dipasung. Sering dilakukan oleh keluarga.
Demi harga diri menentang suara nurani. Berpikir sempit antara harga diri dengan membutakan mata hati. Pengobatan medis dikalahkan dengan kata AIB, mesti dirahasiakan.
CARA TRADISIONAL ALTERNATIF PENYEMBUHAN
Upaya penyembuhan cara pengobatan tradisional dengan cara pendekatan para ala leluhur, yang diturunkan secara kultur masyarakat. Yang kini masih tetap eksis dan dipercayai masyarakat keampuhannya dalam penyembuhan terhadap orang yang hilang ingatan, tidak waras.
Keyakinan akan adanya kaitan antara pantang larang yang dilanggar atau telah dilanggar orang tersebut. Misalnya tidak menunaikan janji atau nazar, menentang kepercayaan adat, bahkan terkena guna-guna. Seringkali dikaitkan.
Dipercayai masih tetap berlaku. Bahkan hingga sekarang pun, meski diluar pemikiran logis atau pandangan rasional manusia modern. Rasa percaya atau tidak.
Indikasi dari penyebab mengapa orang tersebut mengalami gejala tak normal alias menyimpang, gila dikarenakan melanggar keyakinan yang dipercayai masyakat.