"bie pu-ies keme beu-beu-ubeui mesoa, uyo maki betemau." "Artinya, telah puas kami berduyun-duyun bersama mencari , sekarang baru menemukannya."
Maka dikerahkanlah tenaga baru, bersama-sama berusaha merebahkan pohon Benuang, tetapi jerih payah mereka juga tidak berhasil.
Kemudian muncul pula anak buah pimpinan Biku Bejenggo dan mereka juga turut membantu menebang, tetapi pohon tidak juga roboh. Justru semakin berkurang daging (kulit), sebaliknya pohonnya tumbuh semakin besar.
Maka berkatalah anak buah Biku Bermano dalam bahasa Rejang;
"Keme yo kerjo cigai ade manai neigai, anak bua Bikau Sepanjang Jiwo bi beubeui-ubeui kulo, anak bua Bikau Bejenggo bigu-peak kulo kerjo tapi ati kune kiyeu yo lok uboak, berang kalaie anak bua Bikau Bembo alang neigai mako si lok uboik kiyeu yo." "Artinya, kami telah bekerja hingga tiada berdaya lagi, anak buah Biku Sepanjang Jiwo telah bersama-sama pula bekerja dan anak buah Biku Bejenggo pun turut bersama-sama bekerja, tetapi pohon ini tidak juga rebah, barangkali anak buah Biku Bembo yang menjadi penghalangnya."
Kebetulan pada waktu itu muncul anak buah pimpinan Biku Bembo dan karena kegirangan bukan saja karena menemukan pohon yang dicari, tetapi juga orang-orang dari ketiga petulai telah berkumpul disitu.
Maka terlontarlah dalam bahasa Rejang, "pio bah kumu telebong, yang berarti disini kiranya saudara-saudara berkumpul." Dan sejak peristiwa itu bersejarah ini, berkata riwayat, wilayah Renah Sekalawi bertukar nama menjadi Lebong.
Kepada Biku Bembo dan anak buah diceritakanlah olen Biku Bermano segala usaha mereka bertiga dalam menebang pohon Benuang Sakti yang tidak mau roboh-roboh.
Maka mereka bermusyawarah mengenai peristiwa aneh ini dan sebagai hasil dari musyawarah itu ialah; mereka bertarak (bertapa) meminta dari Sang Hiang, bagaimana cara menebang pohon itu supaya bisa roboh.
Hasil bertarak yang mereka lakukan itu ialah, bahwa pohon otu menurut Sang Hiang akan rebah, kalau dibawahnya digalang oleh tujuh gadis muda remaja.
Oleh karena itu anak buah pimpinan Biku Bembo karena tiba terakhir dan belum pula turut bekerja, maka ditugaskanlah kepada mereka untuk mencari tujuh orang gadis, yang dikehendaki sebagai penggalang.