"Di dapur lagi berberes makan malam nanti pak, biar Zahra bantuin bawak-kan tasnya"
"Tumben mau bantu, ini pasti ada maunya"
"Pak, Zahra mau ada khabar bagus loh, bahwa Zahra lulus skripsi dan sangat memuaskan. Kini hanya menunggu proses revisi sekaligus menunggu wisudah dan ijazah, jadi 90 persen telah selesai, entar proses tidak jelimet seperti mengurus KTP atau KK di Dukcapil loh pak yang perlu berhari-hari, padahal hanya sekedar infut data dan print"
"Wow, ini baru anak Bapak. Gimana kalau lanjut kuliah lagi atau cari pekerjaan, kemarin teman Bapak kasih info lowongan pekerjaan loh, di kantornya, atau kuliah lagi ke perguruan tinggi yang bagus sesuai dengan pendidikan S1-mu, Khabarnya dunia pendidikan akan semakin ketat bisa jadi kedepannya, guru atau pegawai harus minimal pendidikan S2"
"Nanti Pak, tunggu ijazah telah keluar atau surat keterengan lulus, rasanya Zahra ingin lanjut kuliah lagi. Keperguruan tinggi yang ada Akuntasinya, biar lebih dalam lagi ilmunya dan linear dengan S1 Zahra. Kan negara sedang butuh para akuntan yang ahli, supaya uang negara tidak asal comot dan salah digunakan apalagi di korupsi"
"Pak,Boleh nggak Zahra jalan-jalan dengan teman. Dengan Sona dan Aurora ke kampung orangtuanya Sona, lo pak"
"Oooh ini ya maunya, tapi sebelumnya bapak mau mandi terlebih dahulu, nanti kita bahas lagi setelah Sholat Magrib, Bapak janji loh"
BAGIAN KETIGA
"Buk, Bapak dimana ya?, Buk bisa temanin  Zahra dong cerita disiang tadi loh buk"
"ntar, ibu temanin, kamu yang duluan sana, katanya Wanita pemberani. Masa takut pada ayah sendiri. Bagimana dengan orang lain, senyum Ibuk"
dag, dig, dug. detakan jantung Zahra. Sambil berjalan, boleh atau tidak ya. Di izinkan atau tidak ya.