Mohon tunggu...
Ibra Alfaroug
Ibra Alfaroug Mohon Tunggu... Petani - Dikenal Sebagai Negara Agraris, Namun Dunia Tani Kita Masih Saja Ironis

Buruh Tani (Buruh + Tani) di Tanah Milik Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Karena Bapak dan Ibuk Sayang Zahra

30 April 2019   08:18 Diperbarui: 30 April 2019   08:21 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Di dapur lagi berberes makan malam nanti pak, biar Zahra bantuin bawak-kan tasnya"

"Tumben mau bantu, ini pasti ada maunya"

"Pak, Zahra mau ada khabar bagus loh, bahwa Zahra lulus skripsi dan sangat memuaskan. Kini hanya menunggu proses revisi sekaligus menunggu wisudah dan ijazah, jadi 90 persen telah selesai, entar proses tidak jelimet seperti mengurus KTP atau KK di Dukcapil loh pak yang perlu berhari-hari, padahal hanya sekedar infut data dan print"

"Wow, ini baru anak Bapak. Gimana kalau lanjut kuliah lagi atau cari pekerjaan, kemarin teman Bapak kasih info lowongan pekerjaan loh, di kantornya, atau kuliah lagi ke perguruan tinggi yang bagus sesuai dengan pendidikan S1-mu, Khabarnya dunia pendidikan akan semakin ketat bisa jadi kedepannya, guru atau pegawai harus minimal pendidikan S2"

"Nanti Pak, tunggu ijazah telah keluar atau surat keterengan lulus, rasanya Zahra ingin lanjut kuliah lagi. Keperguruan tinggi yang ada Akuntasinya, biar lebih dalam lagi ilmunya dan linear dengan S1 Zahra. Kan negara sedang butuh para akuntan yang ahli, supaya uang negara tidak asal comot dan salah digunakan apalagi di korupsi"

"Pak,Boleh nggak Zahra jalan-jalan dengan teman. Dengan Sona dan Aurora ke kampung orangtuanya Sona, lo pak"

"Oooh ini ya maunya, tapi sebelumnya bapak mau mandi terlebih dahulu, nanti kita bahas lagi setelah Sholat Magrib, Bapak janji loh"

BAGIAN KETIGA

"Buk, Bapak dimana ya?, Buk bisa temanin  Zahra dong cerita disiang tadi loh buk"

"ntar, ibu temanin, kamu yang duluan sana, katanya Wanita pemberani. Masa takut pada ayah sendiri. Bagimana dengan orang lain, senyum Ibuk"

dag, dig, dug. detakan jantung Zahra. Sambil berjalan, boleh atau tidak ya. Di izinkan atau tidak ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun