Rahma hanya tertawa kecil, membuat Thea semakin penasaran dan siap membombardirnya dengan pertanyaan berikutnya.
Rahma langsung tertawa terbahak-bahak. "Enggaklah. Aku cuma belum keramas, jadi begini aja biar rapi." Mereka berdua tertawa, memecah keheningan di perpustakaan.Â
Thea dan Rahma akhirnya duduk di meja yang sama. Rahma sibuk dengan revisi skripsinya, sedangkan Thea mengetik laporan untuk melengkapi administrasi wisudanya. Selama satu setengah jam, keduanya tenggelam dalam pekerjaan masing-masing.Â
Ketika waktu menunjukkan pukul satu, Thea bangkit dari kursinya. "Ma, aku turun dulu ya. Mau ambil surat," katanya kepada Rahma.Â
Rahma menutup laptopnya. "Aku ikut turun, sekalian istirahat bentar."
***
Di depan meja resepsionis, Thea langsung menyampaikan maksud kedatangannya.Â
"Pak, saya mau ambil surat atas nama Thea," ujarnya singkat.Â
Petugas perpustakaan, seorang pria paruh baya dengan senyum ramah, mengangguk lalu memeriksa tumpukan berkas di hadapannya. Suasana hening sejenak, hanya terdengar suara kertas yang dibolak-balik.Â
Namun, tiba-tiba petugas itu menghentikan gerakannya dan menatap Thea dengan alis terangkat.Â
"Kamu merasa kehilangan sesuatu?" tanyanya, suaranya datar namun penuh teka-teki.Â