Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Meugang dalam Masyarakat Aceh, adalah Suatu Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

10 Maret 2024   22:58 Diperbarui: 11 Maret 2024   17:07 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelang tradisi Meugang, harga daging naik. Sumber: KOMPAS.com/RAJAUMAR

Oleh: Mukhlis,S.Pd.,M.Pd 

Apabila nama Aceh berbisik pada setiap telinga, ada saja peristiwa dan cerita yang melintas.  Mulai dari sikap masyarakat Aceh yang heroik dalam menghadapi penjajah, kritis bahkan sampai peristiwa alam yang menghebohkan dunia.

Selain dikenal unik dan menarik, Aceh juga dikenal sebagai  Serambi Mekkah. Gelar ini didapat karena masyarakat yang mendiami provinsi paling ujung telah menorehkan sejarah panjang dalam proses masuknya Islam ke nusantara.

Dalam kehidupan sehari-hari  masyarakat Aceh tidak bisa dipisahkan antara adat sebagai budaya dan agama sebagai pedoman.Tidak jarang  hukum adat yang berlaku di Aceh selalu merupakan bagian dari Agama  Islam. 

Baca juga: Aceh dalam Budaya

Oleh karena itu,  dalan masyarakat Aceh dikenal dengan dua  adat, yaitu Adat Tunah dan Adatullah. Kedua adat tersebut berlaku dan berjalan beriringan dalam kehidupan masyarakat Aceh. 

Paragraf -paragraf di atas hanyalah berfungsi sebagai pengantar dalam tulisan ini. Hal ini penulis lakukan agar pikiran pembaca lebih terfokus pada dua hal yang ada dalam masyarakat yaitu, masalah adat dan agama.

Dalam rangka menyambut  dan mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan. Ada hal yang unik dan menarik dari masyarakat Aceh yang tidak dimiliki oleh suku lain di persada negeri. 

Adapun hal tersebut adalah sebuah adat yang sudah kental sekali dalam masyarakat Aceh,  sehingga sulit dibedakan dengan perintah agama. Adapun tradisi tersebut adalah Meugang  atau lebih dikenal dengan Makmeugang.

Meugang adalah suatu kegiatan makan besar atau makan daging sebelum masuk bulan Rammadhan.  Namun sebelum penulis melangkah dalam uraian lebih detail adakalanya penulis mengulas lebih  dulu apa sih dan dari mana asal usul Meugang tersebut?  

Makmeugang adalah dua kata yang digabungkan dalam Bahasa Aceh yang berarti Makmu dan Gang. Makmu berarti kemakmuran atau mudah rezki berlimpah sedangkan Gang adalah   tempat yang digunakan pemotongan dan pembagian daging  kepada masyarakat yang  tidak mampu dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun