Menurut Depdiknas (2007:252) pepatah merupakan peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang tua-tua, dipakai atau diucapkan untuk mematahkan lawan bicara. Untuk lebih jelas, di bawah ini penulis tampilkan contoh pepatah.
Air cucuran atap, jatuhnya ke pelimbahan juga.
(Maksud pepatah di atas yaitu tabiat orang tua yang turun ke anaknya)
Kucing lalu, tikus tiada berdecit
(Maksud pepatah di atas adalah jika orang yang ditakuti datang, semua diam)
Ungkapan
Ungkapan merupakan kelompok kata atau gabungan kata yang memiliki makna khusus yang tidak sesuai dengan unsur-unsurnya. Menurut Zainuddin (1992:108) ungkapan mengiaskan sesuatu dengan menggunakan beberapa kata. Misalnya ringan tangan, keras kepala, kepala dingin, dan sebagainya.
Perumpamaan
Perumpamaan merupakan jenis bidal dengan maksud membandingkan. Zainuddin (1992:108) mengemukakan perumpamaan yaitu ”Kalimat yang membandingkan suatu keadaan dengan keadaan yang lainnya yang ada di alam sekitar. Biasanya didahului kata seperti, sebagai, bagai, baik, seumpama, dan sebagainya.
Contoh perumpamaan.
Seperti air dengan minyak.
(Maksudnya, orang yang tidak sepaham, tentu tidak dapat bersatu)
Jikalau pandai menggulai, badar duri tenggiri.
(Maksudnya, kalau kita pandai mengerjakan sesuatu biar bahannya kurang berharga, barang itu akan menjadi bagus dan elok dipandang)
Tamsil
Tamsil adalah Perumpamaan yang diikuti dengan kata yang menjelaskan, kadang-kadang menimbulkan atau adanya sampiran, bersajak, dan berirama.
Contoh tamsil.
Pisau senjata tiada berbisa, bisa lagi mulut manusia.
(Maksud, kata-kata yang melukai hati, lebih sakit daripada tikaman pisau)
Di mana lalang habis, di situ api padam.
(Maksudnya, mati itu tidak dapat ditentukan, jika umur sudah sampai di mana saja kita mati)
Ibarat
Depdiknas (2007:415) menyatakan bahwa ibarat perkataan atau cerita yang dipakai sebagai perumpamaan. Biasanya ibarat bermaksud memberi penjelasan. Di bawah ini penulis cantumkan beberapa contoh ibarat.
Laksana katak, sedikit hujan banyak bermain.
(Maksud, orang yang suka membesar-besarkan perkara kecil)
Umpama memerah nyiur, santan diambil, ampas dibuang.
(Maksudnya, jangan semua perkataan atau tingkah laku orang ditiru, hendaklah dipilih mana yang benar dan baik bagi kita)
Kata Arif
Zainuddin (1992:110) mengatakan bahwa kata arif adalah ucapan atau kata tiruan dari orang yang pandai dan hadis Nabi Muhammad Saw yang sekarang tidak terasa lagi sebagai hadist.