Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Rindu Panggilan-Mu

21 Februari 2024   21:50 Diperbarui: 22 Februari 2024   07:18 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 


Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu

Dada berdegup melumpukan raga

ketika nama -Mu bergema pada penggalan waktu

sukmaku lumpuh bersimpuh malu

Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu

Sarafku terpasung cahaya tak berbayang

Kurindui- Mu dalam samudera lamunan

Aku tersesat antara riam dan curamnya nafsu

Pada malam berbingkai  rembulan

Aku merayap meratapi nasib mengais kasih

Nama-Mu mengetarkan segumpal daging berbalut dosa

Ketika angin menghembus Nama-Mu

Bulan seolah pucat pasi bermuram suram

Bintang tak mampu menguratkan  kelembutan

Pijar-pijar  penerang bumi padam 

memuja asma-Mu

Malaikat sujud  tertunduk layu

Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu

Aku tersungkur di ruang ruang kelam

Mengenang perangai mengulum waktu

mengolok -ngolok dengan alasan bodong

menarik ulur mengundur masa bermasa

Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu

Kakiku lumpuh tak mau melangkah

Padahal suara-Mu bergema di antara dua jari

Rumah -Mu terpancang bertaburan di atas hamparan bumi

Terasa jauh dan melelahkan untuk melangkah

Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu

Saat berada di ujung malam

suara-Mu menembus sela -sela selimut

Dingin membekap raga membeku  

 Di balik gurihnya kain pembungkus mimpi

Suara- Mu samar menyamar dalam igauan malam

 

Panggilan Mu melumpuhkan jiwa

yang terpasung dalam lena panjang tak bertepi

Lhokseumawe,  Februari  2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun