Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu
Dada berdegup melumpukan raga
ketika nama -Mu bergema pada penggalan waktu
sukmaku lumpuh bersimpuh malu
Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu
Sarafku terpasung cahaya tak berbayang
Kurindui- Mu dalam samudera lamunan
Aku tersesat antara riam dan curamnya nafsu
Pada malam berbingkai  rembulan
Aku merayap meratapi nasib mengais kasih
Nama-Mu mengetarkan segumpal daging berbalut dosa
Ketika angin menghembus Nama-Mu
Bulan seolah pucat pasi bermuram suram
Bintang tak mampu menguratkan  kelembutan
Pijar-pijar  penerang bumi padamÂ
memuja asma-Mu
Malaikat sujud  tertunduk layu
Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu
Aku tersungkur di ruang ruang kelam
Mengenang perangai mengulum waktu
mengolok -ngolok dengan alasan bodong
menarik ulur mengundur masa bermasa
Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu
Kakiku lumpuh tak mau melangkah
Padahal suara-Mu bergema di antara dua jari
Rumah -Mu terpancang bertaburan di atas hamparan bumi
Terasa jauh dan melelahkan untuk melangkah
Panggilan- Mu syahdu merapuhkan kalbu
Saat berada di ujung malam
suara-Mu menembus sela -sela selimut
Dingin membekap raga membeku Â
 Di balik gurihnya kain pembungkus mimpi
Suara- Mu samar menyamar dalam igauan malam
Â
Panggilan Mu melumpuhkan jiwa
yang terpasung dalam lena panjang tak bertepi
Lhokseumawe,  Februari  2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H