Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Generasi Milenial Aceh Lebih Tahan Banting dalam Menghadapi Cobaan Hidup?

21 Februari 2024   08:43 Diperbarui: 21 Februari 2024   12:18 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

Generasi dalam kehidupan manusia merupakan penerus tonggak estafet  pada rentang waktu tertentu.   Dalam pembabakan generasi, mereka dibagi dalam  masa tertentu.  

Pembagian ini dilakukan berdasarkan rentang tahun kelahiran. Sampai sekarang nama generasi tersebut berjumlah sekitar enam kelompok  besar. Hal ini  mulai dari Preboomers sampai post Gen Z. 

Adapun nama generasi yang sudah dikelompokkan berdasarkan rentang waktu kelahiran adalah sebagai berikut, Pre- Boomers mereka lahir  sebelum tahun 1945. Selanjutnya, generasi Baby boomers generasi ini berusia sekitar 56 sampai dengan 74 tahun saat ini. Mereka lahir pada rentang waktu 1946 sampai dengan 1964. 

Baca juga: Aceh dalam Budaya

Selanjutnya, generasi X atau sering disebut dengan Gen X . Generasi ini lahir pada rentang Tahun 1965 -1980 Usia mereka saat ini  antara40-55 tahun.  Generasi X ini tumbuh dan berkembang  pada perubahan sosial  dan perkembangan teknologi.  

Generasi milenial atau di sebut dengan generasi (Y) mereka lahir sekitar 1981 s.d 1996  usia mereka  sekarang berkisar 24-39 tahun. 

Generasi yang lagi booming saat ini adalah generasi z atau lebih di kenal dengan Gen Z.  Mereka lahir   pada 1997- 2012, mereka dikenal dengan generasi internet.   Generasi ini lebih akrab dengan   alat -alat smartphone canggih dan media lain yang didukung oleh jaringan internet. 

Terakhir adalah generasi Post Gen Z. Generasi ini lebih di kenal dengan generasi Alpha.   Mereka tumbuh dan berkembang di tengah majunya teknologi dan informasi  yang dipenuhi dengan kecerdasan buatan atau Artifisial Intelegensi (AI), realita dan    virtual, dan Internet of Nothing.

Agar alur pikir pembaca berada pada satu koridor dan sesuai dengan maksud penulis, tulisan ini akan memfokuskan pada generasi milenial. Generasi inipun  dibatasi yang berdomisili  lahir dan besar di Provinsi Aceh  atau yang lebih di kenal dengan  Serambi Mekkah.  

Sebagai landasan berpikir siapa dan bagaiman ciri -ciri generasi milenial, berikut penulis hantarkan sedikit kutipan yang dikemukakan pakar tentang permasalahan tersebut. 

Generasi milenial ini lahir bersamaan dengan munculnya teknologi informasi dan komunikasi yang membuat mereka mengenal gawai, mengakses komputer dan memiliki sosial media.

 Hal tersebut membentuk karakter yang kreatif dan inovatif dalam pemanfaatan teknologi. Berikut adalah karakter dari milenial , memiliki tingkat pendidikan yang baik, cerdas teknologi, Berani, inovatif, kreatif, dan modern. Lebih terbuka terhadap perubahan, fleksibel,  punya ekspektasi yang tinggi,  berpikiran terbuka dll. dikutip dari https://uici.ac.id/mengenal-6-macam-generasi-di-indonesia-sesuai-tahun-lahir-kamu-termasuk-yang-mana/ Selasa 20 Februari 2024.

Generasi milenial yang ada di Aceh  nampaknya cocok sekali dengan karakteristik yamg sudah disebutkan pada kutipan di atas. Dalam mengarungi kehidupan yang begitu hebat dan bergejolak, sehingga menciptakan jiwa- jiwa pemberani, kritis dan mempunyai harapan di atas ekspektasi. Hal ini karena mereka telah ditempah oleh peristiwa - peristiwa besar yang mendunia. Peristiwa- peristiwa tersebut berhubungan dengan alam, politik,  dan konflik yang berkepanjangan .

Peristiwa Politik 98

Ada satu peristiwa politik nasional yang mendunia dan  dirasakan oleh generasi milenial. Peristiwa  politik ini terjadi seluruh Indonesia tak terkecuali di Aceh.

 Generasi milenial pada momen ini terlibat secara aktif. Karena rata -rata usia mereka pada tahun 1998 sekitar 20 dan  24 tahun. Hal ini apabila  merujuk pada rentang kelahiran generasi tersebut yaitu 1981 s.d 1996. 

Kondisi usia mereka pada waktu peristiwa terbesar dalam politik Indonesia betul -betul produktif. Bahkan  mereka merupakan mesin perubahan yang sangat produktif di negeri ini. 

Hampir semua unjuk rasa  dilakukan  secara besar- besaran di seantero negeri termasuk di Aceh, merekalah inisiator utama.  

Perang  politik terbesar dalam menurunkan Presiden Suharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun telah menjadikan mereka lebih kokoh dalam menghadapi hidup. 

Berbagai peristiwa kekerasan yang mereka alami terjadi di seluruh negeri. Hal ini tak terkecuali di Provinsi Aceh. Bahkan di Aceh sendiri pada waktu itu diperparah dengan  munculnya riak -riak Gerakan Aceh Merdeka (GAM)  yang sudah lama dideklarasikan di Aceh. 

Kondisi politik yang berdiri dua kaki di Aceh telah menempa generasi milenial untuk berani dan bertanggung jawab dari perbuatan yang mereka lakukan. Generasi milenial yang berada di negeri Serambi Mekah, bukanlah generasi cengeng yang bergantung pada orang tua dan penguasa untuk mewujudkan keinginannya. 

OLeh karena itu, generasi milenial yang ada di Aceh adalah pelaku sejarah besar terutama bagi sejarah Aceh. Hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan kegiatan akbar yang digagas oleh mereka dengan menghadirkan 2 juta lebih masyarakat Aceh tumpah ruah di Mesjid Baiturrahman menutut referendum bagi Provinsi Aceh.

 Berbagai peristiwa politik yang terjadi di Aceh menjadikan generasi milenial di Aceh mampu menghadapi segala kondisi kehidupan yang mereka alami saat ini..

 Konflik Aceh yang Berkepanjangan 

Sejak Bangsa  Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada Tahun 1873. Sebagai bangsa berdaulat yang pernah dijajah oleh bangsa manapun di dunia ini.. Aceh terus melakukan perlawanan melalui peperangan yang sangat panjang dan lama. 

Peperangan  Aceh melawan Belanda memakan waktu yang lama serta memakan korban kedua belah pihak yang luar biasa. Sejarah mencatat bahwa hampir sepuluh lebih jendral Belanda tewas di Aceh. 

Selanjutnya, ratusan bahkan ribuan lainnya tentara Belanda tewas di Aceh. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kuburan - kuburan tua hampir seluruh wilayah Aceh termasuk kuburan Belanda yang ada di pusat Kota  Banda Aceh (Kerkhof Peucut)

Setelah Aceh bergabung dengan Negara Kesatuan  Republik Indonesia (NKRI)  Aceh masih mengalami peperangan panjang baik dengan Belanda dan Jepang yang ingin kembali menguasai Indonesia.

Setelah sah  bergabung  dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, rupanya masalah bertambah. Aceh menuntut kesamaan hak baik dari segi ekonomi maupun  pelaksanaan Syariat Islam. 

Tahun 1953 Meletus Gerakan yang memproklamirkan negara  DI/TII . Gerakan ini telah memunculkan kekacauan politik seluruh Indonesia yang baru saja memproklamirkan kemerdekaan dari bangsa Belanda. 

Selanjutnya pada ahun 1976 muncul lagi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Gerakan ini dipimpin langsung oleh Alm. Hasan Di Tiro . Gerakan ini bertujuan memerdekakan Aceh dari Negara Republik Indonesia.  Semua gerakan dan perlawanan secara politik di kendalikan dari luar negeri sebagai tempat pengasingan beliau. 

Lalu bagaimana korelasi peristiwa panjang tersebut dengan generasi milenial yang ada di Aceh? Peristiwa tersebut terus berlanjut sampai pada tahun 2005. 

Pada tahun ini lewat perjuangan panjang kedua belah pihak maka tercetuslah perdamaian antara RI dan GAM. Hal ini didasarkan atas rasa kemanusiaan yang tinggi setelah Aceh dilanda porak-poranda oleh bencana Tsunami. 

Periode Tahun 1981 dan 1996 adalah sebuah periode yang paling menakutkan di tanah rencong. Pada periode tersebut pemerintah Indonesia menetapkan Aceh sebagai Daerah Operasional Militer ( DOM). 

Dalam operasi tersebut cukup banyak masyarakat Aceh yang merengggang nyawa tanpa pertanggung jawaban.. Peristiwa demi peristiwa yang memakan korban masyarakat Aceh terus  terjadi. 

Generasi milineal   pada waktu itu merupakan saksi sejarah terhadap peristiwa duka yang dialami masyarakat Aceh.  Tidak hanya itu pada tahun tahun berikutnya generasi milenial banyak  menjadi korban dari perang yang berlangsung antara Pemerintah RI dan GAM. 

Sejak Tahun 1998  sampai Tahun 2004 Aceh terjebak dalam perang panjang antara RI dan GAM. Peperangan itu  yang tidak bisa di elak lagi. Suara senjata menyalak dimana -mana. Korban kedua belah pihak berjatuhan.   

Bagi masyarakat Aceh terutama generasi milenial saat itu suara letusan senjata dan meriam dianggap sebagai nyanyian senja. Sebegitu akrabnya masyarakat Aceh dengan perang dalam berbagai kondisi padawaktu itu.

Oleh Karena itu, berdasarkan peristiwa perang yang panjang dan dialami oleh generasi milineal telah membuat mereka jadi kuat dan bertahan dalam berbagai kondisi. Peristiwa demi peristiwa khususnya berkaitan dengan konflik yang berkepanjangan telah menjadikan generasi milineal di tempah secara alami. 

Peristiwa panjang yang sudah diuraikan di atas,  memberikan sebuah perubahan karakter  bagi generasi milineal baik dalam berpikir dan bertindak. Dengan demikian, generasi milineal yang ada di Aceh telah diuji dan terbukti mampu bertahan dalam berbagai kondisi. 

Peristiwa Alam

Tahun  2024 terjadi bencana yang maha dahsyat di negeri Serambi Mekkah. Peristiwa tersebut adalah gempa dan tsunami. Peristiwa ini merupakan banjir terbesar dalam sejarah manusia setelah banjir yang dialami oleh umat Nabi Nuh As.

Dalam peristiwa tersebut hampir 300 ribu Masyarakat Aceh  meninggal secara bersamaan. Setelah gempa  dalam 8,9 skala Richter mengguncang provinsi paling ujung Sumatera dan disusul tsunami telah memporak-porandakan kehidupan masyarakat di Aceh.

Mengingat peristiwa ini menelan korban yang luar biasa, baik' korban nyawa dan harta, maka peristiwa ini dianggap sebagai bencana dunia. Ribuan orang asing dari berbagai negara berdatangan membawa bantuan. 

Dengan berbagai bantuan dari  berbagai negara di dunia telah menjadikan Aceh untuk hidup normal kembali seperti sediakala. Walaupun orang - orang yang dicintai, anak, istri, kemenakan dan saudara telah kembali kepada Rab - nya secara bersamaan. 

Mereka generasi milineal tetap tabah menjalani hidup dalam berbagai kondisi.Akhirnnya gayungpun bersambut. Dari bencana tersebut munculah perdamaian antara RI dan GAM.  Mereka sepakat untuk membangun negeri dengan tujuan kemaslahatan masyarakat Aceh. 

Simpulan:

Berbagai peristiwa yang terjadi di Aceh  telah memberikan sebuah pembelajaran pada satu generasi yaitu generasi milineal. Peristiwa demi peristiwa telah mendidik mereka untuk bisa bertahan hidup dan tidak cengeng. Intinya mereka generasi milineal yang ada di Aceh lebih siap dalam menghadapi berbagai hal. 

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun