Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Melihat Lebih Dekat Keunikan Pemilih di Aceh pada Pemilihan Presiden Tahun 2024

16 Februari 2024   21:12 Diperbarui: 16 Februari 2024   21:36 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Mukhlis, S.Pd.,M.Pd.

Tulisan ini tidak sedang melakukan protes terhadap hasil pemilihan presiden yang sudah berlangsung. Akan tetapi, penulis ingin mengulas tentang keunikan masyarakat Aceh dalam menentukan pilihan khususnya pada Pemilihan Presiden Tahun 2024. 

Sebagai bagian dari masyarakat Aceh yang lahir dan besar di provinsi Serambi Mekah,  penulis memahami betul karakter dan sifat yang dimiliki oleh masyarakat Aceh. Agar pembahasan tidak melebar ke arah yang tidak disukai, maka perlunya diberikan batasan dari  permasalahan yang akan dibahas. 

Adapun batasan tersebut hanya berada pada keunikan masyarakat Aceh dalam menentukan pilihan pada pemilihan presiden yang sudah berlangsung. Namun agar lebih terarah pemahaman pembaca terhadap fokus tulisan ini. Penulis   sedikit menggambarkan   selayang pandang  tentang pemilihan calon legislatif (caleg) di Aceh. 

Hampir setiap baliho yang dipasang pada saat kampanye,semua caleg tidak berani memasang foto capres pada baliho dari partai yang mengusung calon  presiden. Ternyata hal itu terjadi bukan tanpa alasan.  

Para caleg yang ikut konstelasi politik tidak memasangkan  foto capres- cawapres pada baliho kampanye, ditakutkan akan memunculkan masalah terhadap tingkat keterpilihan  pada pemilu calon legislatif.. 

Mereka beranggapan  bahwa, tingkat kepopuleran dan elektabilitas capres- cawapres pada masyarakat Aceh akan berdampak pada suara yang  didapat pada pemilu tersebut.  

Pantauan penulis selama kampanye,  hanya caleg dari partai tertentu yang berani memasangkan foto capres- cawapres di baliho. Itupun capres dan cawapres yang familiar dengan masyarakat Aceh. 

Setelah hasil pemungutan suara pilpres  disampaikan melalui Quick count, ternyata hanya Aceh yang mampu memenangkan paslon No Urut 1  Anies Baswedan di atas rata.-rata.. Hal ini diketahui untuk  Aceh sendiri pasangan tersebut meraih 79, 86%. 

Ini sesuatu yang luar biasa dalam sebuah  Pemilihan Presiden (Pilpres)dengan tingkat keterpilihan di atas rata -rata nasional. Namun yang perlu diketahui,  provinsi Aceh tidak bisa dijadikan ukuran atau indikator tingkat keterpilihan pada capres tertentu seperti yang terjadi pada provinsi lain di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun