Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Putusan MA tentang Batasan Usia Program Guru Penggerak Bukti Keberpihakan Hukum terhadap Guru Senior

9 Februari 2024   07:09 Diperbarui: 10 Februari 2024   09:11 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk menghasilkan seorang guru dengan gelar bersertifikat "Pemimpin Pembelajaran" dengan menyerap dana pendidikan yang luar biasa. Pertanyaan selanjutnya apakah program ini sudah dilalui oleh sebuah studi kelayakan? 

Dengan mengantongi gelar Pemimpin pembelajaran juga dijadikan sebagai syarat untuk menjadi Kepala Sekolah dan Pengawas.

Umumnya peserta yang ikut program ini adalah guru-guru muda yang melek informasi dan teknologi. Melalui pelatihan secara daring selama enam bulan kemudian menjadi syarat untuk menjadi Kepala Sekolah, efektifkah?

Memutuskan Kesejangan Emosional antara Guru Senior dan Junior

Ada perbedaan yang mencolok di tengah kehidupan guru setelah Program Guru Penggerak mulai menggeliat pada ruang-ruang kelas. Tampak eksistensi guru muda lebih mendominasi dan agak sedikit jumawa setelah mereka lulus dari Guru Penggerak. 

Padahal secara kasat mata di sana ada guru- guru senior yang sudah mengajar puluhan tahun dengan pengalaman yang luar biasa. Pada tempat-tempat tertentu guru-guru senior ini termasuk guru dari yang ikut Program Guru Penggerak. Tidak jarang hal ini sering terabaikan oleh program tersebut.

Penulis menyaksikan sendiri bagaimana karakteristik yang muncul pada diri guru setelah program ini diluncurkan. 

Setelah dikaji, apa sih yang membedakan antara guru yang sudah lulus dari Program Guru Penggerak dengan guru-guru guru senior yang sudah mengajar puluhan tahun? 

Bahkan yang lebih menyakitkan guru-guru senior ini sudah berhasil mendidik anak bangsa. Banyak diantara mereka sudah menjadi pejabat di negeri ini.Pertanyaannya apakah itu bentuk balas budi yang diberikan pemerintah kepada guru-guru senior? 

Bukankah seharusnya mereka ditempatkan di atas Menara Gading, diberikan lencana sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan atas dedikasi yang diberikan?

Bukan seperti sekarang, jangankan dihargai untuk kesempatan berkarier saja tidak diizinkan. Luar biasa!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun