Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Bimbingan Belajar (Bimbel) Bermerek Lebih Disukai Siswa daripada Bimbel Sekolah?

26 Januari 2024   21:44 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:45 1236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Untuk memulai subtopik ini, penulis ingin memulai dengan sebuah filosofi yang berkembang dalam masyarakat modern berkaitan dengan pendidikan ' Pendidikan yang berkualitas itu mahal ". Filosofi ini telah dikomersilkan oleh pihak -pihak yang punya dana besar. 

Mereka para oportunis ini pintar melihat kondisi dan kebutuhan masyarakat. Orang - orang  yang memahami akan pentingnya pendidikan telah menjadikan lahan ini sebagai investasi yang berkepanjangan. Mereka sadar bahwa, pendidikan itu sebuah kebutuhan utama yang harus dimiliki oleh masyarakat, selain dari sandang dan pangan.

Para investor pendidikan ini mendirikan berbagai lembaga bimbingan belajar dengan ragam disiplin ilmu. Hal ini tergantung pada kebutuhan pasar dari produk pendidikan yang diharapkan.  Bimbel dan lembaga yang didirikan telah banyak memberikan manfaat bagi masyarakat yang mempunyai kemampuan di atas  rata-rata.

Mengingat ini sebuah investasi pendidikan yang menghasilkan keuntungan besar, tentunya sebagai pemilik modal harus memberikan pelayanan yang maksimal terhadap konsumen. 

Konsumen yang dimaksud dalam konteks ini adalah siswa dan orang tua siswa yang memanfaatkan jasa mereka untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.

Kemudian pertanyaan muncul lagi, adakah nilai- nilai yang muncul dari Bimbingan Belajar (Bimbel) bermerek seperti ini?  Dalam perspektif ekonomi tujuan utama yang diburu adalah keuntungan bukan nilai (Value).  

Misalnya mereka memberikan materi tentang  teknik memilih jurusan di perguruan tinggi atau bagaimana cara menjawab soal-soal sulit, ketika masuk Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 

Sebagai penjual jasa untuk memberikan kepuasan konsumen, yang ditempuh adalah sejumlah cara atau teknik menjawab permasalahan di atas. Berbicara teknis berati berbicara langkah dan solusi. 

Hal seperti  di atas tidak menjadikan nilai (value) sebagai fokus utama. Perubahan sikap dan karakter peserta didik tidak menjadi tanggung jawab mereka. Dalam persepsi mereka, yang dibelajarkan dari tidak bisa menjadi bisa. hanya pada bagian otak saja. Tentunya ini berada pada bagian disiplin ilmu tertentu.

Untuk mewujudkan kepintaran dan kecerdasan pada satu bagian saja, orang tua siswa rela mengeluarkan uang  dalam jumlah jutaan, bahkan sampai puluhan juta untuk  satu tahun masa belajar. Namun apabila pihak sekolah melakukan hal seperti itu, dapat dibayangkan bagaimana kritikan dan sorotan terhadap pihak sekolah. 

Bimbingan yang  dibuat di sekolah tidak bersifat komersial, namun hanya berbasis keikhlasan. Jika dihitung-hitung berapa honor yang diberikan untuk guru yang mengasuh mata pelajaran pada Bimbingan Belajar dengan biaya yang harus dikeluarkan, ketika siswa belajar di Bimbel Bermerek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun