Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Penggunaan Stimulus dalam Pertanyaan Debat Capres - Cawapres agar Tidak Dianggap Receh, Perlukah ?

24 Januari 2024   18:02 Diperbarui: 24 Januari 2024   18:58 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir  yang keempat adalah   tipe  pendamai, artinya ketika Ia bertanya  pertanyaan yang ditanyakan  akan   penengah  diantara kerusuhan pikiran yang berkemban. Orang bertanya   seperti ini biasanya lebih jeli dalam menyimpulkan sebuah hasil diskusi    versi baru.  

Kemudian  baru disampaiakan secara runtut pada saat mendapat kesempatan bicara.  Sehingga muncul  dampak yang  disampaikan  sebagai penengah untuk  mendamaikan dan mencairkan suasana. 

Dalam kondisi dan tahun politik saat ini , debat merupakan suatu forum diskusi yang sedang tranding topik,  baik pada media cetak maupun   media sosial.  Hal ini karena pihak Komisi Pemilihan umum  ( KPU) menggunakan debat sebagai  media untuk memguji kemampuan calon pemimpin negeri dalam menguji gagasan.

 Gagasan yang dalam debat tersebut bersifat menguji dan menerapkan sebuah kebijakan (Poloce) yang berhubungan dengan nasib bangsa ini selama lima tahun ke depan.   

Momen debat capres-cawapres merupakan sesuatu yang dinanti oleh para pemilih. Debat ini telah menjadikan indikator bagi pemilih untuk bertahan atau pindah ke lain hati setelah mereka menyaksikan debat. 

Agar debat yang diikuti oleh para calon pemimpin bangsa lebih berkualitas, pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU)  sebagai penyelenggara telah menetapkan aturan yang sesuai. Artinya, pertanyaan yang diajukan lebih bersifat subtantif berhubungan dengan kebijakan, bukan pada teknis dan  tidak hanya menebak -nebak istilah seperti cerdas- cermat. 

Nah.. agar kualitas debat dan pertanyaan  yang diajukan lebih bagus, dan   tidak dianggap receh seperti yang lagi viral selama ini. Alangkah baiknya jika tim pemenangan  sebagai  kreator bagi setiap capres dan cawapres hal ini menjadi perhatian ke depan . Secara akademik, pertanyaan yang digunakan sebagai indikator untuk memahami suatu konsep, gagasan,  kebijakan,  dan teknis. 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan   dengan pertanyaan debat dan kebijakan  dalam  melihat persepsi para calon terhadap kondisi yang aktual. Oleh karena itu, diperlukan beberapa hal untuk diperhatikan sebelum para calon mengajukan pertanyaan ke pihak lain.  Adapun hal utama yang harus jadi perhatian para Tim Kreator Pemenangan setiap calon adalah stimulus  pertanyaan , konstruksi pertanyaan,  dan bahasa pertanyaan. 

Stimulus Pertanyaan  

Stimulus adalah rangsangan penting dalam memunculkan respon atau reaksi terhadap pertanyaan yang ditanyakan. Stimulus berfungsi untuk membuka skemata lawan bicara  tentang permasalahan  yang akan ditanyakan. 

Dalam debat biasanya hal ini dikenal dengan latar belakang mosi yang dibangun oleh para debater. Ini dilakukan agar  lawan bicara berada pada satu alur atau gerbong pertanyaan yang sesuai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun