Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Debat Kandidat Ketua dan Wakil OSIS, Pengenalan Demokrasi Sejak di Sekolah

15 Januari 2024   22:05 Diperbarui: 16 Januari 2024   10:06 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Dokumen Pribadi

Pemilihan Ketua dan Wakil OSIS pada jenjang SMA/SMK sudah berlangsung. Mereka yang terpilih sudah mulai bekerja dengan program - program brilian. Tujuannya tentu saja untuk membatu menjalankan roda pemerintahan sekolah.

Walupun bertugas membantu sekolah pada tingkat siswa. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS ) merupakan sebuah organisasi bergengsi di kalangan siswa. Pada sekolah-sekolah tertentu, apalagi sekolah favorit.

 Organisasi ini menjadi incaran bagi siswa yang ingin mengembangkan kepribadian dalam berorganisasi, sebagai calon pemimpin masa depan.

Sangat banyak dampak positif yang ditimbulkan oleh organisasi tersebut, sehingga ada orang tua siswa melakukan berbagai usaha agar anaknya terpilih menjadi Ketua atau Wakili OSIS pada suatu sekolah.

Tingginya minat orang tua agar anaknya masuk menjadi Pengurus OSIS, karena ada hal positif bagi perkembangan kepribadian peserta didik yang didapat di luar kelas.

Dari permintaan tersebut menunjukan eksistensi organisasi siswa ini semakin diminati oleh masyarakat. Mereka beranggapan agar anaknya lebih mudah menunjukkan aktualisasi diri di lingkungan sekolah, OSIS dianggap wadah yang tepat untuk diikuti. 

Disamping itu, para ini Generasi Z menganggap bahwa, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS ) sebagai tempat mengasah keterampilan berorganisasi pada tingkat sekolah. Keterampilan ini dianggap sebagai hal yang pertama diterima siswa.

Sebagai organisasi yang menjalankan roda pemerintahan pendidikan pada tingkat siswa, tentunya harus diisi oleh orang- 0rang yang punya kompetensi tinggi , berkepribadian, komitmen dan punya intergeritas. Ini sesuai dengan sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin masa depan. Intinya filosofi yang menyatakan bahwa " Harga Masa Depan suatu Bangsa Ditentukan oleh Generasi Muda Hari Ini "

Sekolah merupakan salah satu wadah yang mempunyai peran besar dalam melahirkan pemimpin masa depan, harus hadir sebagai bidan yang profesional. Menyiapkan pemimpin masa depan mendapat tantangan yang luar biasa. Oleh karena itu, mereka harus diuji dengan berorganisasi sejak belajar di sekolah. 

Sesuai dengan judul artikel ini, bahwa "Debat Kandidat Ketua dan Wakil OSIS di Sekolah merupakan Pembelajaran Demokrasi sejak Berada di Sekolah." Agar permasalahan tersebut lebih mudah untuk diuraikan. 

Penulis akan membagi tulisan ini pada beberapa subtopik meliputi, Menjaring Pasangan Calon dalam memilih Ketua OSIS dan Wakil, Wawancara dan Psikotes, Kampanye, Debat Kandidat dan Tahap Pemilihan. 

Menjaring Paslon Ketua dan Wakil OSIS secara Demokratis

Pada pembahasan subtopik ini, penulis ingin berbagi pengalaman tentang pelaksanaan penjaringan paslon Ketua dan Wakil OSIS yang pernah dilakukan pada tempat penulis bertugas saat ini.. 

Ketika pendaftaran Paslon Ketua dan Wakil OSIS dibuka, berbondong- bondong anak -anak cerdas menguji nyali ikut kompetisi intelektual yang dibuka oleh Panitia Pelaksanaan Pemilihan OSIS baru yang telah dibentuk.

Mereka sangat antusias dengan mengambil formulir yang disediakan panitia. Setelah syarat -syarat yang diberikan terpenuhi, mereka kelihatan lebih siap. 

Anehnya, kesempatan yang dibuka sebenarnya diikuti oleh siswa yang belajar pada kelas XI. Akan tetapi, siswa Kelas X pun ikut mendaftar menjadi pemimpin organisasi tersebut. 

Untuk menyahuti keinginan siswa tersebut, penulis menyarankan agar mereka tetap diterima . Namun harus dipasangkan dengan siswa kelas XI yang menjadi skala peroritas. Ternyata hal itu turut dijadikan pertimbangan oleh panitia pelaksana. 

Sehingga dari sekian banyak peserta terdapat 30 lebih anak- anak cerdas akan menguji kompetensi sebagai Ketua dan Wakil OSIS. Akan tetapi, mereka berada dalam 15 pasangan Calon Ketua dan Wakil OSIS. 

Tes Wawancara

Wawancara merupakan salah satu instrumen untuk mencari informasi tentang pandangan, pendapat, dan persepsi terhadap kegiatan yang diikuti. Berkaitan dengan perekrutan Paslon Ketua dan Wakil OSIS wawancara diarahkan kepada pasangan yang memenuhi syarat yang sudah ditetapkan panitia.

Tahap wawancara ini dilakukan oleh guru yang telah ditunjuk oleh SK Panitia Pelaksanaan Pemilihan Ketua dan Wakil OSIS yang ditanda tangani oleh kepala sekolah. Setiap pasangan calon yang sudah disetujui oleh panitia diminta untuk mengikuti tes wawancara pada waktu yang telah ditetapkan. 

Adapun pertanyaan yang dijadikan sebagai alat ukur untuk mendapatkan Ketua dan Wakil OSIS terbaik pada satu periode ke depan. Pertanyaan tersebut terbagi dalam tiga kategori dan harus dijawab selama 5 menit. Pertanyaan dalam wawancara tersebut mirip seperti konsultan politik yang mencari kelayakan seseorang menjadi pemimpin atau calon anggota Dewan Perwalian Rakyat (DPR).

Ketiga pertanyaan tersebut meliputi, Apa alasan Kamu harus dipilih oleh seluruh siswa untuk menjadi Ketua dan Wakil OSIS pada periode tertentu? 

Kemudian apa kelebihan yang kamu miliki sehingga mereka layak memilih Kamu sebagai Ketua dan Wakil OSIS pada periode tertentu? Selanjutnya, jika Kamu terpilih jadi Ketua dan Wakil OSIS pada periode tertentu, apa program yang Kamu buat untuk sekolah?

Semua pertanyaan tersebut harus dijawab selama 5 menit .Hasil dari wawancara yang didapatkan dari tiga pasangan calon yang layak dan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan panitia pelaksana.

Tahap Psikotes

Tahap ini merupakan tahap menentukan dalam sebuah penjaringan pasangan calon Ketua dan Wakil OSIS. Mereka yang sudah lolos dari wawancara diminta untuk mengikuti psikotes..

Untuk kelancaran psikotes, pihak Panitia Pelaksana bekerjasama dengan Guru Bimbingan Konseling ( BK). Guru ini dianggap paling berkompeten untuk mengetahui masalah kejiwaan dan perilaku yang dialami siswa calon Ketua dan Wakil OSIS sebelum mereka melangkah pada tahap selanjutnya. 

Tahap Kampanye

Kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon Ketua dan Wakil OSIS meliputi dua cara yaitu, secara tertutup dan terbuka. Secara tertutup mereka meminta izin pada sekolah untuk masuk ke ruang- ruang kelas menyampaikan.visi dan misi, jika pasangan calon tersebut dipilih.

Selanjutnya untuk kampanye tertutup, mereka manfaatkan media sosial secara kreatif dalam menyampaikan visi dan misi, jika pasangan calon terpilih. Pada kampanye terbuka, penulis melihat jiwa demokrasi mereka tumbuh begitu kuat.

 Media sosial yang menjadi wadah untuk merebut perhatian publik, mereka kelihatan lebih santun dan tidak menjatuhkan pasangan calon lainnya yang ikut kompetisi. Berbagai bentuk alat peraga kampanye yang disiapkan secara kreatif.

Mereka membuat konten- konten menarik dan diposkan di YouTube , Instagram, Tiktok dan lain-lain. Hal ini tidak mengherankan karena mereka adalah pemilik teknologi seutuhnya saat ini.

Tahap Debat Kandidat

Setelah semua tahap dilewati oleh pasangan yang dinyatakan layak untuk menjadi Ketua dan Wakil OSIS pada periode satu tahun. Tahap berikut adalah mengikuti debat kandidat terbuka yang telah dirancang panitia.Debat ini merupakan sebuah tahapan yang sangat menentukan bagi para calon apakah mereka layak dipilih atau tidak.

Selanjutnya, bagaimana teknik debat kandidat yang disiapkan oleh para Panitia Pelaksana yang telah ditunjuk ? Siapa saja yang jadi perangkat dalam debat kandidat tersebut?.lalu hal apa yang menjadi pokok pertanyaan dalam debat yamg dilakukan ? 

Untuk menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan di atas, penullis akan mengemukakan deskripsi pelaksanaan debat kandidat yang akan diadakan. Pertama, debat kandidat diadakan di ruang publik atau di lapangan yang bisa diikuti oleh seluruh konstituen pemilu OSIS.

Nah...! Yang menjadi konstituen dalam pemilu OSIS tersebut adalah seluruh warga sekolah, mulai dari guru, siswa, Tenaga Kependidikan bahkan tenaga kebersihan. Intinya seluruh warga sekolah dipersilakan untuk mengikuti debat kandidat secara terbuka.

Panitia Pelaksana menghadirkan dua orang panelis. Adapun TIM Panelis tersebut diambil dari guru yang dianggap punya kompetensi untuk bidang tersebut.

Panelis ini bertugas menyusun segala pertanyaan yang sesuai dengan tema yang sudah disepakati..Pertama pertanyaan yang sudah dibuat tentunya bersifat rahasia. 

Pertanyaan -pertanyaan tersebut disusun berdasarkan isu -isu aktual yang ada di sekolah. Namun pada debat yang sudah dilaksanakan tema yang dipertengkarkan meliputi, Kedisiplinan Sekolah, Kebersihan Sekolah, Proses Belajar Mengajar, serta isu yang paling urgen saat ini adalah pembuliyan.

Semua pertanyaan dalam bentuk tema yang sudah ditentukan disusun sedemikian rupa dan bersifat rahasia. Artinya, pasangan calon tidak mendapatkan bocoran pertanyaan tentang debat yang akan dikuti. Akan tetapi, sebelum debat siswa sudah mengetahui tentang tema - tema yang akan diperdebatkan.

Ketiga, Debat Kandidat terbuka untuk memilih calon Ketua dan Wakil OSIS dibagi dalam empat sesi. Adapun sesi tersebut meliputi , sesi Penyampaian Vsi dan Misi dari setiap pasangan calon, . 

Kemudian masing -masing pasangan calon akan mendapatkan pertanyaan dari TIM Panelis berdasarkan tema yang dipilih secara acak. Waktu menjawab pertanyaan panelis, pasangan calon hanya diberikan waktu dua menit. 

Waktu akan dihitung , ketika paslon mulai berbicara. Setiap pertanyaan yang ditanyakan berada dalam bentuk kasus yang terjadi pada tema yang sudah disebutkan.

Sesi selanjutnya, adalah para pasangan calon diminta untuk saling lempar pertanyaan terhadap tema yang sudah dibuka dihadapan publik ataupun seluruh warga sekolah yang hadir. 

Sesi terakhir dari debat kandidat tersebut, calon Ketua dan Wakil OSIS diminta untuk menyampaikan Close Statemen. Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan ini selama dua menit. Aturannya sama, waktu akan dihitung sejak pasangan calon mulai berbicara.

Semua rentetan debat terbuka dipandu oleh dua orang moderator yang sudah ditunjuk . Semua aturan dan waktu debat disampaikan secara lugas oleh pembawa acara. Adapun kriteria atau aturan yang harus ditaati oleh pasangan calon maupun pendukung adalah sebagai berikut.

Pasangan calon tidak dibenarkan menyerang paslon lain dengan hal -hal yang bersifat pribadi, baik suku, ras dan agama. Kemudian para pendukung tidak diperbolehkan menggunakan yel - yel yang memancing keributan. Waktu tepuk tangan diperbolehkan setelah pasangan calon selesai berbicara.

Setelah semua rangkaian selesai dilaksanakan. Panitia OSIS Lama yang ditunjuk untuk mengelar kegiatan dibantu oleh pihak sekolah melaksanakan tahap terakhir yaitu Pelaksanaan Pemilihan Umum.

Pelaksanaan Pemilihan Umum 

Pemilu OSIS ini dilaksanakan secara meriah sebagai pesta demokrasi di tengah warga sekolah. Teknik pelaksanaan yang dilakukan menggunakan aplikasi tertentu.

Aplikasi ini mampu meminimalisir tingkat kecurangan.Hal ini memberikan sebuah kepercayaan terhadap warga sekolah bahwa hasil yang didapat mempunyai kredibilitas tinggi

Simpulan:

Debat kandidat dan tahap- tahap yang disampaikan dalam badan tulisan di atas, adalah sebuah bentuk praktik demokrasi yang dikenalkan pada siswa sejak belajar di sekolah. Para siswa diberikan sebuah pemahaman tentang bagaimana sih demokrasi, ketika mereka menjadi pemimpin di masa yang akan datang?

Pengalaman yang didapat dari praktik demokrasi sejak dini seperti digambar di atas akan berdampak pada seluruh siswa yang menjadi bagian dari kegiatan tersebut. 

Dampak lain yang muncul dari kegiatan tersebut adalah siswa mampu menghargai sejumlah perbedaan, ketika menyampaikan gagasan- gagasan brilian dalam menjalankan rotasi pemerintahan sekolah di tingkat siswa. 

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun