Dalam rapat evaluasi tersebut, penulis menyarankan agar Departemen Wartawan Harian Sekolah (WHS) dimerger jadi TIM jurnalis sekolah. Hal ini dilakukan agar pekerjaan dan tugas tidak tumpang tindih. Akhirnya, pada waktu itu mereka menerima masukan penulis dan Pembina OSIS.Â
Setelah masukan diberikan mereka meminta kepada pemilu untuk memberikan pelatihan menulis berita, artikel, cerpen, laporan, dan esai sebagai kebutuhan dasar mereka.berkerja.
Amatan penulis, hampir di banyak sekolah mereka berjalan sendiri-sendiri tanpa didampingi oleh oleh pembina. Kadang-kadang pembina jurnalis atau Wartawan Harian Sekolah (WHS) yang ditunjuk tidak paham dengan tugas yang diembannya.
Merujuk pada usulan tersebut, penulis sebagai Wakil Kesiswaan bersama Pembina OSIS bergerak cepat untuk mewujudkan Hal tersebut. Ini tentu harus disikapi dengan cepat, mengingat kepengurusan OSIS hanya berlangsung satu tahun pada tingkat sekolah.
Pelatihan jurnalis terus diberikan kepada anggota departemen jurnalistik yang sudah dibentuk. Pelatihan yang didapat langsung dipraktikkan pada kegiatan yang berlangsung. Intinya, mereka dapat mengambil momen, peristiwa dan kejadian yang ada di lingkungan sekolah secara langsung.
Setelah pelatihan dan praktik berlangsung secara bersamaan yang menjadi permasalahan dalam hal tersebut adalah bagaimanakah dampak yang dimunculkan terhadap perkembangan belajar siswa, baik berkaitan dengan pengembangan karakter dan kegiatan ekstrakurikuler?
Menanamkan Jiwa Literasi pada Siswa
Pada tingkat sekolah, pembelajaran Jurnalis atau disebut dengan ilmu jurnalistik harus diupayakan sejak dini. Pelatihan ini bisa diberikan kepada siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler atau dapat diberikan secara terpisah seperti yang diuraikan di atas.Â
Menurut Wikipedia, jurnalistik adalah kewartawanan atau jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Pengertian jurnalisme dalam konsep media, berasal dari perkataan journal, artinya catatan harian mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar.
Mengacu pada kutipan di atas, ada banyak hal yang terlibat dalam aplikasi ilmu jurnalistik pada tingkat sekolah. Sesuai dengan subtopik tulisan ini bahwa, jurnalistik mampu menciptakan dan meningkatkan literasi pada siswa.
 taupun tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan jiwa -jiwa yang literer. Artinya, dengan menguasai ilmu jurnalistik melalui penulisan berita serta mampu dilaporkan secara langsung secara cepat, tepat dan terukur memberikan sebuah masukan baru bagi dunia pendidikan.