Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan Secara Daring, Efektifkah?

7 Januari 2024   18:10 Diperbarui: 9 Januari 2024   09:15 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Tidakkah pertanyaan ditambah satu lagi biar permasalahan lebih kompleks. Adakah kualitas sertifikat dan ilmu yang didapat dari pelatihan jarak- jauh seperti itu? 

Kalau pertanyaan tersebut ditanyakan kepada penulis, penullis juga angkat tangan' karena tak ada "Kantong  Doraemon" yang bisa digesek- gesek terus keluar solusi dari permasalahan tersebut.

Dampak dari Pelatihan Daring

Pada bagian sebelumnya sudah dipaparkan tentang kelebihan dan kekurangan dari pelatihan  daring. Akan tetapi,  dampak  lain yang muncul dari pelatihan daring . Walaupun sedikit  yang merasakan bahwa , tidak ada komunikasi secara langsung,  karena dihalangi oleh tempat dan waktu dalam melakukan praktik baik . Hal ini merupakan tuntutan oleh setiap pelatihan yang diadakan. 

Komunikasi secara tatap muka telah memberikan sebuah efektifitas yang dimunculkan sejak dahulu.  Untuk menjawab hal tersebut mengapa juga pelatihan daring dilakukan?

Membaca pada program-program yang dilangsungkan secara daring, hendaknya setiap selesai dilaksanakan selalu dibuat refleksi untuk pelatihan lanjutan. Setidaknya pelatihan daring harus berorientasi pada peningkatan mutu sumberdaya guru dan tenaga kependidikan ke arah yang lebih profesional.

Bukan hanya keuntungan kedua belah pihak antara peserta dan pihak pelaksana. Artinya , ada pihak lain yang akan jadi korban dari pelatihan semacam ini yaitu peserta didik sebagai subjek pendidikan di negeri ini.

Apabila dampak ini dipahami secara  bemar, maka dampak tersebut dapat diminimalisir untuk masa yang akan datang. Perlu diketahui bahwa apapun konsekuensinya pendidikan hari ini tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi dan informasi.  

Sebagai penutup tulisan ini, penulis ingin menyampaikan satu pesan, bahwa seorang pelaut tidak mampu mengubah arah angin, namun Ia mampu mengubah arah layar. Demikian juga pemain Ski tidak mampu mengalahkan ombak yang ganas, akan tetapi Ia mampu mempermainkan ombak. Demikian semoga jadi renungan.***

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun