Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pelatihan Secara Daring, Efektifkah?

7 Januari 2024   18:10 Diperbarui: 9 Januari 2024   09:15 940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Artinya, ada keuntungan yang didapat dari pelatihan - pelatihan yang dilakukan secara daring. Dari segi keuangan tidak perlu lagi diragukan, karena untuk biayai hotel saja berapa yang harus dikeluarkan dengan jumlah guru dan konsumsi selama  berapa hari. Jika dikalikan dengan jumlah guru yang ikut pelatihan dalam setahun di seluruh Indonesia.

Pertanyaan besar yang harus dijawab dari pelatihan secara daring yang diikuti oleh guru dan Tenaga Kependidikan ( Tendik) selama ini. Apakah pelatihan daring tersebut efektif terhadap peningkatan kualitas dan profesional yang dimiliki guru dan tendik setelah pelatihan berlangsung ?  

Selanjutnya, apakah pelatihan tersebut hanya untuk mengejar sertifikat semata  untuk diupload di Platform Merdeka Mengajar( PMM)? Ataukah ini bisnis besar berbasis aplikasi bagi pihak tertentu yang berlindung di balik berbagai kepentingan?

Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah melalui beberapa instansi terkait mulai menggunakan  berbagai aplikasi dalam berbagai keperluan. Aplikasi tersebut digunakan secara masif dan sistematis. Hal ini dipicu sebagai alternatif  dalam banyak kegiatan.

Benarkah keuntungan telah menjanjikan melalui penggunaan aplikasi yang bisa dilakukan komunitas secara terbuka pada saat melakukan zoom meeting? Atau apasaja aplikasi yang membantu melakukan konsolidasi massa pada satu tujuan dengan peserta tanpa batas?

Untuk menjalankan sebuah program mahakarya yang dirancang oleh Menteri Pendidikan secara nasional telah menggelontorkan dana pendidikan luar biasa  dengan nama Program Guru Penggerak. Program ini juga menggunakan berbagai aplikasi mulai dari perekrutan peserta, pengumuman, simulasi mengajar, wawancara sampai pada pelaksanaan selama enam bulan juga menggunakan sistem daring.

Pertanyaan muncul lagi efektifkah program tersebut terhadap peningkatan kualitas pendidikan Indonesia?  Hal ini akan terjawab lima tahun ke depan, karena ini  berkaitan dengan kurikulum yang sedang berlangsung. Indikator keberhasilan sebuah kurikulum  akan tampak  pada generasi lanjutan setelah lima tahun berjalan. 

Artinya, dalam rentang waktu tersebut, sudah ada sarjana atau lulusan SAMA /SMK yang siap bekerja.  Merekalah indikator keberhasilan sebuah program . Bukan sekarang seperti yang didengungkan berbagai pihak.

Namun ada yang sudah muncul dari pelatihan daring seperti guru penggerak adalah masih pada tahap sharing pendapat, informasi dan berbagi antara peserta dan fasilitator arau sesama  peserta guru penggerak. Selebihnya tidak bisa ditentukan sekarang.

Mencari Ilmu atau Sertifikat?

Suatu hari penulis masuk ke ruang kerja kawan. Penulis  mendengar suara  bercakap -cakap memberikan informasi. Kelihatan sedang ada rapat dalam kotak  yang ditinggalkan. Melihat kondisi seperti itu penulis menaruh curiga sambil membatin " Ini mengapa laptop ini tidak dimatikan ya?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun