Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hadiah untuk Wali Kelas di Hari Pembagian Rapor, Wajarkah?

23 Desember 2023   13:24 Diperbarui: 26 Desember 2023   02:54 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi--Guru kelas sedang mempersiapkan rapor siswa yang akan dibagikan di SDN 026 Bojongloa, Jalan Cibaduyut Raya, Kota Bandung. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

Hal ini telah memberikan sebuah ruang yang baik bagi hubungan kedua belah pihak. Selanjutnya, hal Ini menunjukkan adanya suatu hubungan timbal balik yang baik antara guru wali kelas dan orangtua siswa. 

Kadang-kadang di celah hubungan menarik ini juga terdapat hal yang tidak dinginkan oleh kedua belah pihak. Sebagai orangtua dan guru, mereka sama-sama menginginkan peserta didik atau objek binaan menjadi orang yang berhasil dalam pembelajaran. 

Akan tetapi, hal itu tidak selamanya berjalan efektif sesuai dengan harapan kedua belah pihak. Sikap profesionalisme dan emosional telah menjadikan segala sesuatu berubah dalam mencapai tujuan yang sama. 

Faktor emosional yang muncul berlebihan dari orangtua kadang membuat wali kelas tidak merasa nyaman. Masalah ini juga berlaku sebaliknya dalam hubungan tersebut, sehingga ada saja hal yang dimunculkan dari permasalahan tersebut. Bahkan, hal ini tidak jarang berdampak pada peserta didik sebagai subjek dalam pendidikan. 

Merebut Perhatian Guru Wali Kelas untuk Peserta Didik 

Tanpa disadari, tampaknya ada sesuatu yang tersembunyi lewat hadiah yang diberikan wali siswa kepada wali kelas. Sesuatu harapan dan keinginan yang dimiliki oleh orangtua pada wali siswa terhadap anaknya. 

Harapan tersebut berupa perhatian dan bimbingan secara berkelanjutan terhadap peserta didik. Dalam konteks psikologis, biasanya apabila ada sesuatu hadiah yang diberikan kepada seseorang yang mempunyai ikatan kerja sama kedua belah pihak selalu ada hal yang tersembunyi. Ada semacam perhatian lebih yang ditagih oleh orangtua siswa melalui buah tangan yang diberikan kepada wali kelas. 

Bagi wali kelas sendiri, akan ada budi yang tidak sengaja ditanamkan oleh orangtua dalam bentuk perhatian yang plus kepada anaknya. Buktinya hal ini akan berlangsung ketika guru tersebut menjadi wali kelas bagi anaknya. 

Selesai proses itu berlangsung bagi sebagian orang, hal ini akan dianggap sebuah kenangan. Namun ada juga yang menjadikan hubungan saudara dan kekerabatan yang kuat. Artinya, ada harapan atau perhatian lebih terhadap siswa yang diberikan oleh wali kelas dalam rangka menunjang cita-cita anaknya. 

Selanjutnya, memberikan hadiah kepada wali kelas bukankah termasuk budaya melestarikan suatu budaya yang tidak baik dalam dunia pendidikan? 

Kalau dilihat lebih mendalam budaya pemberian hadiah kepada wali kelas sebagai bentuk ucapan terima kasih dapat melecehkan profesi mulia ini. Usaha dan upaya pembentukan nilai-nilai karakter baik pada diri siswa menjadi pudar melalui momen seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun