Suatu ketika penulis mencoba mengintip kelas-kelas yang diisi oleh wali kelas dan orangtua siswa pada saat pembagian rapor. Ada hal unik yang terjadi, dan ini sudah berlangsung lama hampir di setiap sekolah, terutama pada sekolah maju dan berbudaya.Â
Keunikan tersebut tampak pada adanya sejumlah hadiah dan buah tangan yang diberikan kepada wali kelas dari orangtua siswa. Hadiah atau buah tangan yang diberikan beragam. Kadang ada yang berupa makanan, aksesoris atau apa saja yang meninggalkan kenangan bagi guru wali kelas.Â
Pertanyaan yang muncul adalah adakah manfaat bagi kehidupan pembelajaran sebagai proses pembentukan karakter siswa dan guru selaku pengajar utama di sekolah? Selanjutnya apakah ini dapat dianggap sebagai gratifikasi dari orangtua kepada wali kelas?
Amatan penulis ketika selesai pembagian rapor ada di antara wali kelas mendapatkan hadiah dari wali siswa yang luar biasa. Pemandangan seperti itu tidak lagi menjadi hal aneh pada tingkat sekolah tertentu.Â
Suatu ketika penulis bercanda" Kok Ibu tidak mendapat hadiah banyak seperti Ibu Anu? ", Oh Biasa Pak, Saya kan bukan wali kelas" Biasanya yang seperti itu hanya wali kelas lho pak!" Saya tidak dapat tidak mengapa, yang penting para siswa tidak membenci saya, itu saja sudah cukup" ujarnya
Ilustrasi di atas menggambarkan sebuah fenomena yang menyita perhatian insan pendidik. Di samping itu guru-guru yang bertugas mengisi ruang-ruang kosong dengan ilmu pengetahuan setiap hari pembelajaran seperti terabaikan dimata para orangtua. Atau ada sesuatu yang diharapkan oleh orangtua dari para wali kelas yang mengasuh anak-anaknya selama belajar.Â
Bagi guru-guru profesional yang bekerja dengan ikhlas, mereka menganggap hal itu sesuatu yang lumrah dan biasa, Mereka berpendapat bahwa, semua guru wajib menjadi wali kelas, cuma waktunya saja yang berbeda dan berganti-ganti sesama guru lain.Â
Menjalin Hubungan Menarik antara Guru Wali Kelas dan Orangtua Siswa
Sebagai media penghubung antara sekolah dan warga masyarakat selain komite sekolah, ternyata wali kelas juga dapat dijadikan sebagai sumber utama dalam mengontrol semua kondisi dan perilaku yang dimiliki siswa.Â
Sebagai wali kelas yang baik, guru yang ditunjuk selalu memiliki buku penghubung atau grup komunikasi secara intens antara wali kelas dan orangtua siswa. Dalam buku penghubung atau media grup WhatsApp biasanya membicarakan tentang perkembangan peserta didik meliputi kompetensi belajar, kehadiran, dan sikap siswa selama proses pembelajaran.Â
Hubungan menarik ini semakin hari semakin berkembang tergantung pada sikap dan kondisi pembelajaran yang menjadi subjek pembicaraan. setiap permasalahan dibicarakan dari hati ke hati dalam grup tersebut. Apabila terasa sangat privasi, maka mereka membutuhkan mediasi lanjutan dengan cara tatap muka.Â