Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adakah Dampak Turunan dari OSIS CUP yang Dilaksanakan Sekolah?

15 Desember 2023   17:04 Diperbarui: 15 Desember 2023   18:36 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Pelaksanaan Ujian Akhir Semester  ( UAS) sudah berakhir.  Hal tergantung pada setiap sekolah sejak dan berapa waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan ritual akademik tersebut? Akan tetapi, secara umum pada seluruh jenjang sekolah,baik SD s.d SMA/SMK / sederajat, hal ini sudah memunculkan hilal, bahwa ujian telah selesai. 

Kebiasaan setiap sekolah apabila ritual akademik sudah selesai dan hilal untuk istirahat pikiran sudah tampak.  Pihak sekolah melalui Wakil Kesiswaan yang berkerja sama dengan Pembina OSIS sudah mulai merancang kegiatan. Kegiatan yang dirancang untuk mengisi waktu luang bagi yang pembelajaran sudah tuntas atau menunggu masa pengisian rapor.

Untuk melalaikan  para siswa agar tidak terjerumus pada hal - hal yang tidak diinginkan, sekolah sebagai pengemban tanggung jawab biasanya  mengadakan event akbar tingkat sekolah dengan nama bekennya  OSIS CUP.

Hampir setiap sekolah, terutama jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai dengan SMA/SMK ,  OSIS CUP tidak terasa asing  di kalangan siswa. Bahkan, mereka beranggapan ini event bergensi yang tidak ada matinya pada  tingkat sekolah. 

Ketika masa ujian selesai, para siswa sudah mulai bertanya tentang waktu dan jenis perlombaan yang akan digelar pada event OSIS CUP. Waktu pelaksanaan kegiatan ini tergantung pada setiap sekolah. Ada yang melaksanakan dua kali dalam setahun dan ada juga yang dibuat sekali dalam satu tahun. Waktu yang diambil tergantung pada kesepakatan atau rutinitas yang berlaku di sekolah tersebut. 

Kegiatan OSIS CUP ini dilaksanakan oleh Organisasi Instra Sekolah atau yang lebih akrab dengan singkatan OSIS.  Organisasi ini bertugas merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan OSIS CUP  pada tingkat sekolah. Hal ini tidak lepas dari pantauan guru sebagai pembina utama pada setiap kegiatan.

Secara umum kegiatan OSIS CUP ini lebih banyak difokuskan kan pada event olahraga. Walaupun ada juga kadang - kadang pada bidang seni dan lomba lain yang bersifat akademik. Pada sekolah- sekolah tertentu kegiatan OSIS CUP ini dibuat dua kegiatan secara bersamaan ataupun  ada juga yang dipisah. Pertanyaannya mengapa setiap event OSIS CUP selalu dibuat perlombaan bidang olahraga?

Secara logika pertanyaan tersebut dapat dipahami bahwa, setelah bergulat dengan pikiran selama lima bulan terakhir sudah pasti mereka membutuhkan refreshing pikiran dengan kegiatan yang menggerakkan anggota badan ( Kinestetik) Selama lima bulan semua pikiran, perasaan, dan harapan selalu diberikan pada kegiatan akademis. 

Secara umum  setiap siswa memiliki dua prestasi, yaitu prestasi akademik dan prestasi non akademik. Untuk prestasi non akademik sekarang sudah mulai diterima secara luas oleh setiap insan pendidik dan lembaga pendidikan. Dahulu, siswa dianggap cerdas, apabila  nilai Matematika, Fisika, Kimia ( MAFIA) nilainya 100. 

Namun seiring perkembangan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan psikologi, prestasi non akademik sudah dianggap sebagai prestasi penunjang untuk pengembangan diri peserta didik. Hal ini telah memberikan bukti dan argumentasi yang kuat bahwa, terdapat hubungan yang kuat prestasi nonakademik terhadap keberhasilan hidup peserta didik dimasa yang akan datang. 

Selanjutnya berkaitan dengan OSIS CUP, muncul lagi pertanyaan,  adakah dampak turunan terhadap perkembangan  diri peserta didik khususnya bidang olahraga? Kegiatan OSIS CUP yang dilakukan sekolah meliputi sejumlah turnamen tentang olahraga.Merujuk pada hal tersebut berarti akan ada dampak turunan dari kegiatan tersebut berupa merekat persahabatan, menjalin silaturahmi sesama siswa, memunculkan jiwa, dan kompetitif. 

Ketiga dampak tersebut tidak dapat hanya dengan memahami konsep dan pengertian yang ada pada hal tersebut. Akan tetapi, agar hal tersebut bisa muncul dan tertanam pada diri siswa tentunya harus dengan kegiatan praktik berupa event OSIS CUP yang dilakukan pada setiap sekolah.

Merekat Persahabatan

Setiap event olahraga yang diikuti oleh peserta didik dan dibuat pada kegiatan  OSIS CUP selalu bersifat secara antar kelas.  Jenis perlombaan yang diperlombakan boleh apa saja, seperti, bola kaki, Basket, Futsal dan lain - lain.

Cabang yang diperlombakan umumnya tampil secara beregu atau tim. Tim tersebut merupakan orang -orang pilihan yang menguasai  bidang yang dikuti.

Melalui pertandingan tersebut dapat memunculkan hal positif terutama tentang persahabatan. Kadang- kadang ada siswa dalam kesehariannya tidak sempat mengenali kawan sekelasnya secara lebih dekat. Pada sekolah yang rombongan belajar (Rombel ) banyak,  hal ini bisa saja terjadi. Apalagi pada kelas - kelas unggul, mereka hampir tidak sempat memahami kawan kerabat lebih mendetail, karena disibukkan dengan berbagai tugas dari mata pelajaran yang mereka ikuti. 

Lewat event OSIS CUP yang dilaksanakan sekolah akan dapat memumpuk persahabatan sesama dalam satu kelas. Hal ini aka terlihat pada saat pertandingan berlangsung antara satu kelas dengan kelas lainnya.  Bagi siswa yang tergolong remaja, kelas belajar mereka adalah sebuah identitas yang melekat kuat pada dirinya dan harus dipertahankan. Ini dipengaruhi oleh faktor psikologis untuk mempertahankan diri dan kebersamaan , mereka rela melakukan apasaja yang penting mereka bisa keluar sebagai juara. 

Jauh sebelum kegiatan OSIS CUP dilaksanakan, mereka jauh - jauh hari sudah mempersiapkan diri dengan cara latihan bersama dan pemesanan Jersey untuk Club kelas yang mereka banggakan. Kekompakan dan persahabatan yang mereka munculkan adalah dari  adanya sebuah kebersamaan dalam tujuan mempertahankan nama besar kelas.

Menjalin Silaturahmi

Untuk mengulas permasalahan silaturahmi berkaitan dengan OSIS CUP, pengalaman penulis yang bertugas pada sekolah favorit dengan jumlah siswa lebih dari 1000 orang ada  baiknya dijadikan sebagai referensi. Dari jumlah tersebut siswa dibagi  dalam 31 Rombengan Belajar (Rombel), dapat dibayangkan bahwa bagaimana pergaulan mereka sehari -hari pada saat berada di sekolah. 

Perkenalan satu sama lain hanya berlangsung pada kawan sekelasnya saja. Penulis mencoba bertanya pada salah satu siswa untuk membuktikan hal tersebut, sebut saja Budi ( bukan nama sebenarnya) " Bud!, Tolong panggilkan Anto kelas .... ke sini sebentar ya?" Waduh... !Pak,  Anto yang mana pak ya?, Tidak kenal Saya  pak! 

Hal ini dianggap wajar, karena mereka berada dalam komunitas kelas masing -masing, sehingga sesama teman satu sekolahpun mereka tidak saling kenal. Dalam konteks demikian sudah pasti silaturahmi sesama teman tidak akan terwujud dengan baik.

Pelaksanaan OSIS CUP yang berlangsung hampir satu minggu menunggu pembagian raport, silaturahmi sesama teman sekolah melalui event tersebut akan terajut dengan baik. Bahkan, siswa yang dulunya tidak saling kenal, karena ada event tersebut dan bertemu di lapangan terbuka, mereka jadi dekat  dan silaturahmi pun terjalin dengan baik. 

Menumbuhkan Jiwa Kompetitif

Salah satu tujuan diadakannya  event pada tingkat sekolah, baik olahraga maupun seni adalah untuk menciptakan jiwa - jiwa yang kompetitif..Setiap kompetisi  pasti akan memunculkan ego sentris yang tinggi untuk menang dari perlombaan tersebut.  Sifat -sifat kompetitif dari sebuah kompetisi akan muncul. Menghargai lawan, bermain sportif dan tidak melakukan kecurangan adalah wujud dari jiwa -jiwa kompetitif yang dimunculkan dalam event. 

Jiwa - jiwa kompetitif dalam sebuah kompetisi sangat dibutuhkan. Sebagai warga belajar yang masih dibentuk pola pikir dan mental, hal tersebut sangat dibutuhkan. Untuk bekal di masa depan siswa dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, jiwa kompetitif merupakan sebuah pembiasaan sejak dini dalam membetuk karakteristik yang baik .

Sportivitas, saling menghargai, dan mengakui kekuatan lawan serta menyadari kekurangan diri hanya dapat dibentuk melalui budaya kompetisi yang ada pada setiap event.  Orang-orang yang bermental baik dan menjunjung tinggi nilai - nilai kompetitif dan sportivitas akan muncul, ketika ada konflik pada  event yang digelar. 

Bagi mereka, olahraga dan event apapun hanya berfungsi sebagai  wadah untuk mengasah emosional dalam bersikap dan bertindak menghadapi orang lain. Selanjutnya,  jiwa kompetitif ini lebih mudah diaplikasikan oleh siswa pada event olahraga yang dibuat pada OSIS CUP.

Event tersebut lebih rentan memunculkan konflik antara sesama pemain. Di sinilah peran guru hadir untuk memberikan pengertian dan pemahaman tentang cara memahami dan menanggapi kelemahan dan kekurangan lawan dalam sebuah pertandingan. Jika hal ini dapat terealisasi dengan baik Insya Allah ke depan akan muncul generasi Z yang bermartabat, memahami orang lain, dan bersikap secara elagilter.

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun