Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Layakkah Guru Dianggap sebagai Palang Pintu dalam Pencegahan Bullying?

5 Desember 2023   17:21 Diperbarui: 5 Desember 2023   17:40 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, peserta didik  juga memanfaatkan teknologi informasi untuk membuat group atau kelompok  di media sosial. Media tersebut  berupa grup WhatsApp, Instagram dan Telegram. Semua aplikasi tersebut memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk  menjalin hubungan sesaat. Awal dibentuk group tersebut hanya untuk share informasi penting tentang  pembelajaran. 

Namun perlahan group yang dibentuk oleh peserta didik  berubah fungsi menjadi media bullying.  Ketika mereka berkumpul dalam satu rumpun yang sama, artinya status sosial sama, status ekonomi sama serta status lainya yang memberikan rasa aman dan nyaman di grup yang mereka bentuk.

Selain  itu, penulis yang selama ini bergelut dengan generasi Z ini memberikan sebuah pengalaman menarik tentang bulying yang berlangsung di kalangan peserta didik.  Ada rasa narsisme yang muncul ketika mereka berada dalam komunitas yang sudah dibentuk. Kelompok atau grup yang dibentuk untuk menjaga sesama , muncul rasa empati dan simpati sesama kelompok. 

Mula - mula mereka  saling mendukung untuk sesama. Namun ketika ada pihak lain yang mengusik kelompok tersebut, maka rasa solidaritas akan muncul untuk mempertahankan nama kelompok. Di Sinilah bibit - bibit bulying mulai mekar dan berkembang hingga berdampak luar biasa' bagi peserta didik. 

Sumbangsih Guru terhadap Bullying di Sekolah

Guru adalah jalan utama menuju ilmu, filosofi ini memberikan makna antara ilmu dian guru tidak bisa dipisahkan. Dalam keseharian guru sering disebut sebagai ilmu berjalan di ruang - ruang bersekat. Peran guru dalam mengaplikasikan ilmu pada peserta didik adalah sesuatu yang senyawa . 

Setiap guru yang sudah mendapatkan izin untuk mengampu mata pelajaran di sekolah tentunya mempunyai sikap - sikap positif yang bermanfaat bagi peserta didik. Guru sebagai role model bisa dilihat pada contoh teladan yang dimiliki , sehingga guru lebih layak ditiru dan digugu. 

Sebagai orang yang ditiru dan digugu , guru sudah pasti menyiapkan diri dalam hal bersikap dan mengajar.    Mengajar itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Akan tetapi khusus " Mendidik" hanya dimiliki oleh guru. Hal ini tidak boleh ditawar lagi dalam kehidupan belajar di sekolah. 

Ada dua hal yang mendominasi pembelajaran yang diberikan guru kepada peserta didik. Pertama, tindakan yang dipakai guru sebagai media atau sumber pembelajaran. Sedangkan  yang kedua, adalah bahasa yang digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi pengetahuan kepada peserta didik Tindakan adalah semua tindak- tanduk yang dimiliki guru dalam mengayomi peserta didik. Tindakan ini bersifat positif dan mampu menberi efek kepada peserta didik. Hal ini tidak berlaku tegak lurus seperti yang diajarkan oleh Kihajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

Masih banyak tindakan yang dilakukan guru dalam mencapai tujuan pendidikan yang seyogianya baik, namun malah memunculkan hal yang bersifat bulying. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan guru terhadap peserta didik  saat memberikan ganjaran )denda ketika mereka melagggar. Hal ini tidak perlu dibarengi dengan contoh , karena masih sangat kentara dalam dunia pendidikan Indonesia. 

Ganjaran/denda atau lainnya yang diberikan guru dalam bentuk tindakan pada peserta didik yang melagggar adalah bentuk contoh tentang bullying yang tersimpan di alam bawah sadar peserta didik.. Bagi peserta didik yang kehidupan nya sudah biasa hal seperti itu masih dianggap normal. Akan tetapi, bagi peserta didik yang dibesarkan dengan sopan santun dan budaya menghargai sesama itu dianggap sebagai tindakan bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun