Contoh syair di atas mengutarakan tentang  Raja Ken Tamboenan.  Kata-kata yang digunakan sebagai media pengungkapan perasaan dalam syair di atas, mempunyai nilai estetika yang tinggi. Bentuk syair di atas sama seperti bentuk pantun, baik dari segi baris maupun jumlah kata yang ada dalam satu baris. Dalam syair Ken Tamboenan tidak terdapat sampiran seperti yang ada pada pantun. Kalau dikaitkan dengan isi syair masih banyak syair lain yang mengemukakan beragam masalah yang ada dalam kehidupan manusia.
 Ciri-Ciri  Syair
Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa syair termasuk  karya sastra lama, maka ciri-ciri yang ada pada karya sastra lama terdapat juga pada syair. Ciri-ciri tersebut masih dominan dalam sebuah syair apapun masalah yang diutarakan. Ciri-ciri yang ada dalam syair dapat dilihat pada 1) bentuk syair, 2) isi syair dan 3) irama syair.
Bentuk syair secara umum sama seperti bentuk pantun yaitu bersajak (aa-aa) hanya terdapat perbedaan pada baris yang terdapat dalam  syair  dan pantun.
 Isi Syair
Dalam  penulisan syair penulis selalu membahas masalah yang berkenaan dengan agama, sejarah, kiasan, dan masalah yang romantis. Hal  ini selalu dimunculkan bagamanapun bentuk syair yang dipilih. Mengingat syair ini berasal dari daerah Melayu, setiap latar, tema, dan amanat  selalu berkisar tentang  kehidupan masyarakat melayu pada umumnya.
Irama Syair
Irama syair adalah sama dengan irama pantun, bukan saja pantun kadang-kadang muncul dalam syair. Baris syair kadang-kadang muncul dalam pantun. Sajak yang digunakan sama yaitu bersajak aa-aaÂ
Dari ketiga uraian tentang syair di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui ciri-ciri syair kita harus memahami bentuk-bentuk syair dan pantun terlebih dahulu. Agar lebih mudah memahami ciri-ciri syair berikut disajikan contoh lengkap dari syair.Â
Syair Perahu Karya Hamzah Fansuri
Inilah gerangan  suatu madah,
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah.