Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Korelasi Tingkat Pendidikan Caleg dan Harapan Masyarakat Selaku Pemilih

28 November 2023   20:50 Diperbarui: 30 November 2023   08:47 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi caleg. (Kompas/Didie SW)

Sebagian orang membayangkan bagaimana kondisi negeri ini ke depannya, jika sebuah lembaga terhormat yang merancang program pembangunan lima tahun ke depan diisi oleh orang-orang keluaran Paket C?

Sebagian lagi menganggap itu lumrah, karena yang dipentingkan dalam dunia politik khususnya pemilihan umum adalah tingkat kepopulerannya figur yang ikut pemilu, bukan tingkat sekolah yang dimiliki. 

Bagi mereka "sekolah hanya sebagai tanda bahwa orang pernah sekolah, bukan sebagai tanda pernah berpikir," meminjam istilah Rocky Gerung dalam berbagai talkshow di sebuah stasiun televisi swasta nasional.

Dalam konteks pembahasan ini, penulis tidak menafikan bahwa ijazah Paket C tidak bagus, namun yang perlu ditanyakan ulang adalah apakah proses pengambilan ijazah Paket C dilakukan secara sehat? Atau hanya karena ada relasi, sehingga sertifikat tersebut lebih mudah didapat.

Namun seyogianya , orang yang menjadi wakil rakyat di parlemen untuk membela kepentingan rakyat harus betul-betul perfeksionis, berintegritas dan akuntabel. 

Secara umum hal ini hanya didapat dari proses pendidikan reguler dengan menghadirkan gelar-gelar akademik yang mampu dipertanggungjawabkan. Apa yang akan terjadi dan dampak yang muncul terhadap pembangunan berkelanjutan, jika masalah di atas tidak terselesaikan? Hal ini berlaku bagi anggota dewan terpilih dengan latar belakang pendidikan non formal atau Paket C.

Ilustrasi Caleg (Foto: BeritaSatu.com)
Ilustrasi Caleg (Foto: BeritaSatu.com)

Terjadinya Penyimpangan Dana Aspirasi

Setiap anggota dewan terpilih sudah pasti bekerja untuk konstituen yang telah memilihnya saat pemilihan umum. Sebagai wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat, tentunya banyak hal yang menjadi tuntutan. Salah satu kewajiban anggota dewan terpilih adalah menyalurkan dana aspirasi untuk kepentingan rakyat. 

Rakyat sebagai pemilih tentunya selalu diprioritaskan oleh anggota dewan. Agar hal tersebut bisa dirasakan oleh masyarakat selaku pemilih tentunya anggota dewan harus amanah, berintegritas bertanggung jawab dan piawai dalam berkomunikasi untuk melakukan lobi-lobi politik di parlemen. 

Secara kasat mata kemampuan-kemampuan ini hanya dapat dimiliki melalui jalur pendidikan formal. Ini bukan berarti orang-orang yang tidak mengenyam pendidikan formal tidak memilik hal tersebut. Dalam Ilmu psikologi, karakter baik itu terbentuk karena pembiasaan secara sistematis. Ia dibentuk dengan aturan-aturan dan disiplin yang tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun