Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kriminalitas Siswa Kian Marak:Tindak Kriminal yang Dilakukan Pelajar Menuai Kontroversi

14 November 2023   20:26 Diperbarui: 27 Desember 2023   11:10 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak yang ditinggalkan oleh orang tua tersebut tidak bisa ditangkap dan dipenjara, karena mereka berada di bawah umur. Pihak kepolisian juga merasa bersalah dan melanggar undang- undang perlindungan anak. Ini juga termasuk faktor pembiaran secara legalitas menurut hukum.  Selanjutnya, para preman atau kelompok yang menjadi orang tua jalanan bagi mereka semakin berani untuk bertindak. 

Faktor Perubahan Budaya 

Kemajuan informasi dan  teknologi telah memberikan perubahan besar bagi kehidupan sosial, khususnya berkaitan dengan budaya.  Adanya trend baru yang muncul di tengah kehidupan masyarakat khususnya generasi muda telah memunculkan dampak luar biasa.

Walupun kemajuan teknologi dan informasi tidak dapat dibendung , jika dikontrol dengan terapi yang tepat pasti berdampak positif pada generasi muda hari ini.

Diakui atau tidak, kriminalitas yang dilakukan oleh siswa, baik terhadap guru atau sesama adalah dampak perubahan karakter yang dimiliki oleh peserta  didik hari ini. Budaya,sikap dan sopan santun telah terkikis oleh budaya - budaya asing yang setiap hari ada dalam genggaman siswa. Media tersebut siap kapan saja menerkam mangsa yang tidak dilengkapi dengan perisai pertahanan akidah, berpikir, dan sikap. 

Budaya hidup berkelompok dengan satu tujuan saling melindungi dan narsis bersama adalah wujud nyata perubahan karakter pada siswa hari ini . Mereka membuat kelompok - kelompok di media sosial baik menggunakan grup WhatsApp dan lainnya untuk kebersamaan. 

Kebersamaan yang mereka bangun lebih didominasi oleh sifat unjuk diri dan kelompok. Kelompok tersebut melakukan bulying sebagai wujud  kebersamaan dalam mempertahankan kelompok. 

Perubahan budaya seperti telah menjadikan mereka berkoloni untuk mempertahankan diri dari kelompok lain sehingga memunculkan tawuran antar kelompok.  Tawuran ini telah meresahkan masyarakat hampir setiap kabupaten/ kota di tanah air. 

Simpulan:

Jika  permasalahan di atas dibiarkan berlangsung dalam waktu yang lama  dikuatirkan akan berdampak pada kehidupan bernegara. Filosofi yang menyatakan bahwa baiknya masa depan suatu bangsa sangat ditentukan oleh peran serta generasi muda hari ini,  benar -benar akan nyata di negeri ini. 

Sebaiknya pihak pemerintah selaku penanggung jawab utama yang mempunyai kekuasaan, alat dan sarana harus bertindak lebih sigap untuk menuntaskan permasalahan tersebut. 

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun