Mengajar pada abad 21 bukan hanya melakukan kegiatan " Tranformation of Knowledge" akan tetapi  bagaimana membimbing, melatih,  membina, dan membiasakan peserta didik pada tahap berpikir dengan penalaran tingkat tinggi, mengonstruksi informasi, menganalisis hal hal yang berkaitan dengan materi, mengkreasi dan mencipta berdasarkan konsep yang dipahami.Â
Pemikiran yang perlu ditanamkan pasar peserta didik adalah proses berpikir "di luar kotak"  Artinya berpikir  yang lepas dari pasungan kebiasaan yang sudah menjadi standar dalam kehidupan belajar. Nah... untuk sampai pada tahap ini guru harus profesional dalam menerapkan pembelajaran, baik yang berhubungan dengan pedagogik dan profesionalisme yang dimiliki. Instrumen evaluasi yang disiapkan harus menantang dan menggairahkan peserta didik dalam belajar.
Pembelajaran yang dilakukan abad 21 adalah merujuk pada pembelajaran yang hot dan menantang peserta didik untuk mengeksplorasi bakat yang dimiliki. Menyiapkan pembelajaran yang hot membutuhkan pengetahuan yang tinggi, sehingga guru benar- benar harus mempunyai potensi yang kuat untuk menjawab tantangan tersebut. Â
Perlu diketahui bahwa menurut E. Mulyasa ( 2007) ada tujuh kesalahan besar yang dilakukan guru saat ini adalah a) Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran ,b) Menunggu peserta didik berperilaku negatif  c) Menggunakan Destruktif Disiplin ,d) Mengabaikan perbedaan peserta didik e) Merasa diri paling pandai, f) diskriminatif, dan g) Memaksa hak peserta didik.
Simpulan:
Guru abad 21 adalah guru modern yang sudah ditempa dengan berbagai kelengkapan baik akademik, non akademik, pedagogik dan profesionalisme yang matang. Sebagai penutup dan motivasi " Mari berbenah dalam membangun bangsa lewat tugas mulia ini. Jadikan tugas ini amal ibadah dihari akhirat kelak. Perlakukan peserta didik sebagai subjek pembelajaran, bukan sebagai objek Amin
Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 LhokseumaweÂ