Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Guru Mengajar Abad 21

13 November 2023   16:24 Diperbarui: 1 Desember 2023   07:57 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi 

Mengingat kurikulum adalah cerminan masa depan, maka seorang guru harus lebih bijak dalam menelusuri butir- butir kurikulum secara utuh.  Gagalnya sebuah generasi sangat ditentukan oleh kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini guru tidak dapat dijadikan sebagai tumbal dari kegagalan tersebut. Pemerintah selaku pemegang kepentingan pendidikan harus  jeli melihat kebutuhan peserta didik masa depan, bukan berarti kurikulum harus bongkar pasang demi kepentingan onani politik sesaat.

 Artinya, peserta didik jangan diajak berhalusinasi dan berimajinasi dengan konsep konsep semata. Semua karakter dari materi yang berkutat tentang konseptual, prosedural, dan meta kognitif harus ter-aplikasi dengan baik.

Menghafal konsep setiap pembelajaran adalah model belajar paling lemah dalam kehidupan belajar abad 21. Selanjutnya, ranah berpikir, memahami, dan mengulang kembali materi pelajaran telah memposisikan pendidikan negeri ini pada nomor buncit dalam percaturan pendidikan dunia. 

Dalam mengantisipasi masa depan membutuhkan guru dan siswa belajar bersama. Kemitraan dan familiar menjadi titik fokus dalam keberhasilan pendidikan. Deby Potter (2008) menyatakan bahwa " Masuklah dalam kehidupan peserta didik dan bawa Dia dalam kehidupanmu"

Jika konsep ini mampu diterapkan oleh semua guru Indonesia, penulis berpikir peringkat pendidikan Indonesia hari ini dapat menyamakan negara-negara tetangga. Namun, untuk mengaplikasikan hal ini sangat sulit dilakukan.   Seandainya perilaku guru sesuai tuntutan maka sah- sah saja. Nah ...kan tidak selamanya demikian? Guru kan manusia juga yang mempunyai banyak dimensi kehidupan.


Sikap- sikap familiar dan kemitraan belum sepenuhnya dilakukan oleh guru secara umum. Ada batas , ruang, dan ranah- ranah tertentu yang masih sensitif untuk dimasuki oleh guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Misalnya, peserta didik masih enggan untuk menyampaikan keluh kesah tentang kehidupan pribadi pada guru.

 Jadi untuk mengantisipasi masa depan, guru dituntut harus mampu meneroka segala kebutuhan peserta didik di masa akan datang melalui proses kreativitas, profesional, dan punya kepribadian yang matang.

2) Pembelajaran Seumur Hidup

Sesuai dengan hadis Nabi Muhammad Saw. " Belajar itu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat" Hadist inilah yang mensponsori kewajiban belajar bagi setiap manusia dalam berbagai lini kehidupan. Hal ini tetap berlaku bagi guru yang tugas utamanya sebagai pengajar, pendidik, pelatih, dan pembina. Berkaitan dengan ini penulis ingin menyatakan bahwa bagaimana seharusnya guru meng- update dirinya sesuai dengan perkembangan zaman?

Pengetahuan guru harus balance dengan kehidupan peserta didik. Perubahan informasi berkembang begitu pesat, jaringan komunikasi semakin menjamur. Informasi pengetahuan beredar di mana- mana. 

Generasi milenial lebih melek teknologi dibandingkan guru. Hanya saja  informasi pengetahuan yang di update peserta didik membutuhkan fasilitator yang mumpuni. Jika  guru sebagai fasilitator utama lalai dalam mengembangkan potensi yang ada, maka siap-siap sajalah guru akan dijadikan orang kedua dalam pembelajaran di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun