Mohon tunggu...
Mukhamad Ardiansyah
Mukhamad Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Interested in caffeine and outdoor activities

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Resting B*tch Face : Wajah Jutek yang Sering Disalahartikan dan Cara Mengatasinya

18 Juni 2024   14:28 Diperbarui: 18 Juni 2024   16:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Resting Bitch Face (RBF), istilah yang populer di internet ini, mengacu pada ekspresi wajah datar, cemberut, atau jutek seseorang saat sedang santai atau tidak merasakan emosi tertentu. Meskipun sering dijadikan bahan lelucon, RBF dapat memiliki dampak negatif bagi mereka yang memilikinya. Fenomena ini menyentuh berbagai aspek kehidupan, mulai dari hubungan sosial hingga kesehatan mental.

Lebih Dalam tentang RBF

Bukan Disengaja

Penting untuk diingat bahwa RBF bukan ekspresi yang dibuat-buat. Orang dengan RBF tidak sengaja terlihat marah atau kesal. Ekspresi ini muncul secara alami dan tanpa niat tertentu dari orang yang bersangkutan. Ini menandakan bahwa penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan ekspresi wajah bisa sangat tidak akurat dan menyesatkan.

Berbagai Penyebab

Faktor penyebab RBF masih diteliti, namun beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:

- Genetik: Penelitian menunjukkan bahwa ada kemungkinan RBF diturunkan dari orang tua. Ini berarti struktur wajah dan cara otot-otot wajah bereaksi bisa diwariskan secara genetik.

- Kebiasaan Berekspresi: Kebiasaan menaikkan alis, mengerutkan dahi, atau mengatupkan bibir dapat membuat seseorang terlihat memiliki RBF. Kebiasaan ini mungkin berkembang tanpa disadari dan menjadi bagian dari ekspresi sehari-hari.

- Struktur Wajah: Struktur wajah seperti tulang pipi tinggi, rahang tegas, atau bibir tipis juga dapat berkontribusi pada RBF. Elemen-elemen ini bisa memberikan kesan wajah yang lebih tegas dan serius.

- Kondisi Medis: Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, RBF dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti Bell's palsy atau kelainan otot wajah lainnya yang mempengaruhi ekspresi wajah seseorang.

Dampak Emosional

Memiliki RBF dapat membuat seseorang merasa tidak percaya diri, cemas, atau bahkan depresi karena sering disalahartikan. Ketika seseorang terus-menerus dianggap marah atau tidak ramah, ini bisa mempengaruhi cara mereka melihat diri sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain.

Dampak Negatif RBF

  • Miskomunikasi dan Kesalahpahaman

RBF dapat menyebabkan miskomunikasi dan kesalahpahaman dalam interaksi sosial. Orang dengan RBF mungkin dianggap tidak ramah, tidak approachable, sombong, bahkan judes. Kesalahpahaman ini sering kali terjadi dalam pertemuan pertama atau saat berinteraksi dengan orang yang kurang dikenal, yang dapat menghalangi terbentuknya hubungan yang positif.

  • Kesulitan Bersosialisasi

Kesalahpahaman ini dapat membuat mereka kesulitan dalam menjalin pertemanan, mendapatkan pekerjaan, atau bahkan saat berinteraksi dengan orang asing. Orang dengan RBF mungkin merasa diasingkan atau dijauhi karena kesan pertama yang negatif, meskipun kepribadian mereka sebenarnya ramah dan hangat.

  • Stereotip Gender

Istilah RBF lebih sering digunakan untuk menggambarkan perempuan daripada laki-laki. Hal ini mungkin karena stereotip bahwa perempuan harus selalu ramah dan tersenyum. Ekspektasi sosial ini bisa menjadi beban tambahan bagi perempuan, yang sudah menghadapi tekanan untuk tampil dengan cara tertentu dalam masyarakat.

Mengatasi RBF

Meskipun RBF bukan sesuatu yang dapat diubah sepenuhnya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya:

  • Meningkatkan Kesadaran Diri

Perhatikan bagaimana Anda biasanya berekspresi saat santai. Kesadaran diri adalah langkah pertama dalam memahami dan, jika perlu, mengubah cara orang lain memandang Anda. Dengan lebih sadar akan ekspresi wajah Anda, Anda dapat membuat penyesuaian kecil yang mungkin membantu mengurangi kesan RBF.

  • Melatih Senyum

Berlatih tersenyum di depan cermin dapat membantu Anda terbiasa dengan ekspresi wajah yang lebih ramah. Senyum yang tulus bisa mengubah persepsi orang lain tentang Anda dan membuat interaksi sosial lebih lancar. Melatih senyum juga bisa membantu mengendurkan otot-otot wajah yang tegang.

  • Teknik Relaksasi Wajah

Teknik relaksasi wajah seperti yoga wajah atau pijat dapat membantu mengendurkan otot-otot wajah yang tegang. Praktik ini tidak hanya membantu mengurangi RBF tetapi juga bisa meningkatkan kesehatan dan kebugaran wajah secara keseluruhan.

  • Makeup

Penggunaan makeup seperti maskara dan eyeliner dapat membantu mata Anda terlihat lebih terbuka dan ramah. Sentuhan makeup dapat membantu menyeimbangkan fitur wajah dan memberikan tampilan yang lebih ramah dan approachable.

  • Terbuka dan Ramah

Bersikaplah terbuka dan ramah dalam interaksi sosial, tunjukkan kepada orang lain bahwa Anda sebenarnya orang yang menyenangkan. Bahasa tubuh yang ramah dan sikap yang terbuka bisa membantu mengatasi kesan awal yang salah yang mungkin ditimbulkan oleh RBF.

  • Mencari Dukungan

Jika RBF membuat Anda sangat tertekan, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional dari terapis atau psikolog. Mereka dapat membantu Anda memahami lebih dalam tentang dampak emosional dari RBF dan memberikan strategi untuk mengatasinya.

Resting Bitch Face (RBF) adalah fenomena yang umum dan tidak selalu mencerminkan kepribadian seseorang. Penting untuk memahami penyebab dan dampak RBF, serta cara-cara untuk mengatasinya. Ingatlah bahwa Anda tidak sendiri, dan dengan kepercayaan diri serta strategi yang tepat, Anda dapat meminimalisir dampak negatif RBF dalam hidup Anda. 

RBF seharusnya tidak menjadi penghalang bagi kebahagiaan dan kesuksesan sosial Anda. Dengan pemahaman yang lebih baik dan langkah-langkah yang tepat, Anda bisa membantu mengubah persepsi orang lain dan menjalani hidup yang lebih percaya diri dan positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun