Mohon tunggu...
Muji
Muji Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya pengusaha yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nikita Khruschev Mengatakan "Mengenal Orang Terpelajar tapi Tidak Punya Otak"

18 November 2020   21:13 Diperbarui: 19 November 2020   06:39 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Presiden Soekarno mengambil buah durian dan memberikannya kepada Khruschev. Khruschev mencicipinya dan merasa aroma busuk dan menjijikkan, seperti daging busuk. Tapi Presiden Soekarno memakannya dengan lahap dan tidak sopan bagi Khruschev kalau tidak mencobanya.
Khruschev berpendapat rasanya enak, selama menutup hidup pada saat memakannya.

Khruschev mengirim buah durian ke para Kamerad di Moskwa. Para Kamerad mengucapkan terima kasih kepada Khruschev, tapi mengatakan mereka terpaksa membuangnya karena buah tersebut sudah busuk. Khruschev tertawa dan mengatakan bahwa buah durian tersebut tidak busuk, memang aromanya demikian.

Kesan Khruschev terhadap Presiden Soekarno. Kecerdasan dan pengetahuan tidak selalu timbul bersamaan.
Khruschev sudah banyak mengenal orang-orang yang sangat terpelajar tapi tidak mempunyai otak.
Khruschev juga mengenal orang-orang yang tidak mengenyam pendidikan formal yang cukup, tapi mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi.

Menurut Khruschev Presiden Soekarno adalah seorang terpelajar dan punya otak. Khruschev memberi kesan bahwa Presiden Soekarno adalah seorang pemimpin baik, terpelajar dan cerdas.

Lebih jelas:
Nikita Khruschev sudah banyak mengenal orang-orang yang sangat terpelajar tapi tidak mempunyai otak.

Khruschev menulis juga Presiden Soekarno punya kelemahan tertentu yang manusiawi, tapi secara umum Khruschev menyukai Presiden Soekarno, juga Khruschev menaruh hormat yang mendalam pada Presiden Soekarno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun