Mohon tunggu...
Mujib Almarkazy
Mujib Almarkazy Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk memanen pahala

Menulis itu adalah rangkaian dari huruf itu-itu saja bisa membuat sedih atau bahagia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Kerajaan Fiktif, Menyorot Keteledoran Pemerintah

24 Januari 2020   10:21 Diperbarui: 24 Januari 2020   10:26 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solusi dan Referensi

Untuk menyelesaikan problem yang senantiasa ada di tengah masyarakat seperti ini, Baik dari investasi bodong seperti Memiles, atau kerajaan fiktif yang marak. Maka, penulis mengajukan beberapa saran

1. Perkuat perekonomian. 

Pemerintah meski ambil peduli dengan maraknya penipuan. Baik yang berbentuk kerajaan atau investasi bodong dengan jalan membuat kebijakan yang pro-rakyat kecil. Jangan sedikit-sedikit naikin harga. Sedikit-sedikit pangkas subsidi dengan alasan dialihkan ke cara yang lebih efektif. Faktor kena tipu yang paling utama adalah faktor kondisi perekonomian yang tumpang tindih dan hampir merata di kalangan jelata. 

2. Menginventarisir Kekayaan Sejarah

Banyak situs sejarah yang kurang diperhatikan dan belum diperlakukan sebagaimana mestinya oleh pemerintah. Katakanlah Benteng Di Kepulauan Wakatobi. Penulis pernah berkunjung ke dua benteng di Pulau Tomia dan Pulau Wangi-wangi. Kondisinya masih sangat memperihatinkan. 

Berumput belukar dan tidak terawat. Apalagi mau menjadi ikon daerah yang dilirik menjadi destinasi wisata. Ketidak pedulian pemerintah baik pusat maupun daerah menyebabkan keakraban akan kultur budaya sendiri jadi asing. 

Sehingga cerita hoaks yang dirangkai oleh penipu yang mendongengkan tentang keadaan sejarah palsu dan aset kekayaan kerajaan, bisa dijadikan umpan untuk menangkap mangsa. 

3. Membentuk Kepribadian Hebat

Ini tugas individu, tokoh agama, keluarga, tokoh masyarakat, sampai ke tatanan pemerintah. Bukankah dalam lagu kebangsaan Indonesia raya. "Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia raya." 

Pembangunan yang asas adalah pembangunan mental, jiwa dasar manusia. Membentuk kepribadian yang paripurna dan utama adalah tanggung jawab manusia itu sebagai hamba tuhan dan pelayan masyarakat dan alam semesta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun