Mohon tunggu...
mujiatun yendi
mujiatun yendi Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di UPT SMPN 2 BANJIT Kabupaten Way Kanan, Lampung

Saya seorang guru yang memiliki hobi menulis dengan gendre apa saja terutama cerpen dan pantun. Selain beberapa buku antologi bersama para penulis nusantara, saya pun sudah menerbitkan 8 buku solo. Yaitu antologi cerpen berjudul "SENANDUNG CITA", antologi kisah inspiratif berjudul "MENGUKIR PRESTASI DI TENGAH PANDEMI", antologi resume berjudul "TEKNIS MENULIS BAGI PEMULA", antologi pantun nasihat berjudul "MAWAR PUTIH UNTUK IBU", antologi puisi berjudul "MAWAR MERAH UNTUK GURUKU", antologi cerpen remaja berjudul "DI TEPIAN LANGIT", antologi pantun nasihat berjudul "TELAGA KASIH", dan buku antologi artikel populer berjudul "STRATEGI BERKARYA DI DUNIA DIGITAL".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dewi Donat

24 Juli 2024   12:05 Diperbarui: 25 Juli 2024   21:26 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Alhamdulillah, Ibu. Dewi diterima masuk di UNILA tanpa tes, Bu. Semua ini lantaran doa-doa Ibu untuk Dewi. Terima kasih ya, Bu?" Teriak Dewi kegirangan sembari memeluk erat ibunya.

"Alhamdulillah ya, Allah atas segala karunia-Mu ini," sambut Ibu memeluk erat tubuh mungil Dewi diiringi butiran bening di pipi yang tak mampu ditahan lagi. Mereka benar-benar terharu dan merasa sangat bersyukur atas anugerah Allah.

Siang itu, Dewi ke sekolah menjumpai Bu Ningsih, wali kelas sekaligus guru idola panutannya. Selain itu, juga menjumpai Kepala Sekolah dan Bapak Ibu Guru yang lain.

"Ibuu, terima kasih atas segala doa dan bimbingan Ibu selama ini. Semua ini lantaran usaha dan bantuan Ibu juga. Sekali lagi, Dewi ucapkan terima kasih ya, Bu? Dewi tidak tahu harus berbuat apa untuk membalas jasa-jasa Ibu selama ini," kata Dewi di sela isak tangisnya yang tertahan.

"Alhamdulillah, Dewi. Allah memberikan jawaban atas doa-doamu selama ini. Allah pun memberikan balasan atas segala jerih payahmu selama ini. Ibu hanya membantumu mencari jalan menuju apa yang ingin kamu capai. Kamu memang anak cerdas dan rajin, Dewi. Kamu layak mendapatkannya. Ibu sangat bangga kepadamu. Prestasimu ini merupakan hal yang luar biasa buat Ibu, Nak," jawab Bu Ningsih terharu.

"Alhamdulillah, terima kasih Ibu untuk segalanya buat Dewi selama ini. Semoga Ibu selalu sehat dan bahagia dalam lindungan Allah SWT," jawab Dewi mencium telapak tangan Bu Ningsih.

"Iya, Nak sama-sama. Ingatlah, bahwa pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib kita. Jangan pernah lemah karena kondisi ekonomi orang tua. Kamu anak cerdas dan rajin. Tetaplah giat belajar dan berusaha di kota nanti, ya? Hidup di kota tentu berbeda dengan di desa. Kamu harus lebih giat belajar dan jaga diri baik-baik." Kata Bu Ningsih.

*****

Hari itu pun tiba, Dewi resmi menjadi mahasiswa FKIP UNILA. Ia berangkat ke kota dengan penuh semangat dan harapan, meskipun harus meninggalkan ibu dan adik-adiknya di desa. Sebelum berangkat, ibu Dewi memberikan nasihat yang tak akan pernah ia lupakan. Nasihat itu isinya sama persis dengan nasihat yang diberikan oleh Bu Ningsih selama ini.

"Ingatlah, Dewi, pendidikan adalah kunci untuk mengubah nasib kita. Janganlah pernah menyerah, apapun yang terjadi. Kamu harus semangat belajar dan bekerja keras untuk mewujudkan impian selama ini. Kehidupanmu harus lebih baik dari Ibu," kata ibunya sambil memeluk erat Dewi.

"Iya, Bu. Dewi berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh dan membuat Ibu bangga," jawab Dewi sambil menahan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun