Gina cuma bisa diam dan menghampiri Rio.
***
“Jadi gimana Gin? “ tanya Rio saat mereka di dalam mobil, mulai berjalan menjauh dari cafe tadi.
Gina cuma diam.
“Pastinya hepi donk...” tanya Bagus lagi.
“Harusnya aku mendengar kata hatiku. Harusnya aku percaya kalo dari awal aku memang tidak pernah ada dalam rencana masa depannya” jawab Gina getir.
“CCCiiiiiiittttttt.....”, Rio mendadak memarkir mobilnya ke samping. Ia ingin mendengar lebih jelas sekali lagi kata-kata Gina tadi.
“Maksud kamu Gin?” tanyanya tanpa basa-basi.
“Ya... dia tak pernah melihatku. Aku tak berarti apa-apa. Aku tak ada dalam rencana masa depannya. Dia...jahat banget !!!” jelas Gina lagi dengan emosi.
Rio menarik napas panjang, membiarkan Gina meluapkan emosinya, memaki Bagus sejadi-jadinya. Kemudian... ia mulai menyiapkan keberanian untuk mengatakan apa yang sudah lama ingin dikatakannya ini.
“Tapi kamu slalu ada dalam rencana masa depanku Gin...” ucap Rio sambil menatap Gina dengan penuh kasih sayang.